Bisnis.com, JAKARTA – Bagi Anda yang gemar menggunakan produk kosmetik bisa jadi tidak asing dengan nama ini. Bahkan paraben seringkali dituduh sebagai bahan kimia berbahaya. Kebanyakan orang akan menjawab paraben menimbulkan alergi dan memicu kanker.
Paraben adalah kelas pengawet yang banyak digunakan dalam produk kosmetik dan farmasi. Paraben tidak hanya ditemukan pada kosmetik, tetapi juga skincare, obat dan makanan dengan konsentrasi yang sangat kecil karena penggunaan paraben ada aturannya sendiri. Bahkan produk alami seperti timun, wortel dan berri juga mengandung paraben.
Lalu, benarkah paraben dapat menyebabkan alergi? Jawabannya adalah ya. Namun angka kejadian alergi paraben ini kecil alias jarang terjadi.
Beberapa penelitian melaporkan angka kejadian alergi paraben bervariasi antara 0,4 persen hingga 3,5 persen saja. Artinya, pada 100 orang mungkin dapat terjadi paling banyak 3 hingga 4 orang saja yang alergi dan sisanya baik-baik saja.
“Kejadian alergi akan lebih besar ketika produk digunakan pada kulit yang sedang mengalami reaksi radang atau kulit yang tidak utuh (ada luka),” jelas dr Listya Paramita, Sp.KK melalui laman Instagramnya @drmita.spkk, Jumat (25/6/2021).
Pada 2019, paraben dianugerahi sebagai Contact Non-Alergen of the Year karena saking kecilnya angka kejadian alergi.
Alasan kedua beberapa orang takut terhadap paraben adalah karena dikabarkan dapat menyebabkan kanker payudara.
Isu ini bermula pada 2004, ketika seorang peneliti dari Inggris Philipa Darbre dan timnya mempublikasikan penelitian Concentrations of Parabens in Human Breast Tumours.
Hasil penelitian memang menyebutkan ditemukan paraben pada jaringan tumor payudara. Tetapi dalam penelitian tersebut tidak disebutkan berasal darimana paraben tersebut sehingga berada dalam jaringan tumor payudara. Namun hasil penelitian ini ‘ditangkap’ menjadi kalimat ‘paraben dapat menimbulkan kanker payudara’.
“Padahal tim peneliti tidak menyimpulkan demikian. Sampai-sampai karena informasi yang salah tangkap ini, tim peneliti pun memberikan klarifikasi resmi,” jelas dokter spesialis kulit dan kelamin ini.
Dalam klarifikasinya, tim peneliti menyebutkan tidak ada bagian manuskrip yang mengklaim bahwa adanya paraben akan menyebabkan kanker payudara, memang pengukuran senyawa tersebut di dalam jaringan tidak bisa menyediakan cukup bukti sebab-akibat.
Dokter yang akrab disapa Mita ini menghimbau agar masyarakat semakin paham dan tidak ketakutan berlebihan dengan paraben ini.