Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia untuk pertama kalinya menerima kedatangan vaksin Covid-19 merek Johnson & Johnson yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies untuk pertama kalinya pada 11 September 2021.
Berdasarkan laman resmi covid19.go.id, Senin (13/9/2021), vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan POM RI pada 7 September 2021 ini datang sebanyak 500.000 dosis berkat skema bilateral dose-sharing dengan Pemerintah Belanda.
Berbeda dengan vaksin Covid-19 yang didistribusikan selama ini di Indonesia, vaksin Johnson & Johnson hanya membutuhkan 1 dosis (0,5ml) suntikan intramuskular, dan saat ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat umum berusia lebih dari 18 tahun.
Distribusi awal vaksin ini ditujukan pada daerah aglomerasi di Pulau Jawa yang cakupan vaksinasinya masih rendah.
Dikutip dari akun Instagram dokter Adam Prabata @adamprabata, Senin (13/9/2021), vaksin Johnson & Johnson cukup sekali suntikan dengan dosis 0,5 ml. Berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 lain yang membutuhkan dua kali suntikan seperti Pfizer, AstraZeneca, Sinovac, dan Moderna.
Adam menjelaskan, bahwa vaksin Janssen adalah vaksin vektor adenovirus. Target dari vaksinasi adalah DNA Virus Corona SARS-CoV-2.
“Adenovirus adalah virus yang menyebabkan pilek atau gejala flu,” ujar Adam.
DNA yang digunakan berasal dari RNA spike protein Virus Corona. Selanjutnya, DNA diintegrasikan ke vektor virus (adenovirus). Kemudian, adenovirus yang telah dimodifikasi DNA-nya disuntikkan sebagai vaksin.
Adam menyebut, berdasarkan uji klinis bahwa efikasi vaksin Johnson & Johnson 66,5 persen mencegah Covid-19 bergejala, dan 85,4 persen mencegah Covid-19 berat dan kritis.
Vaksin Johnson & Johnson berdasarkan uji klinis, 71 persen mencegah rawat inap akibat infeksi varian Delta, dan efikasi mencegah kematian akibat varian Delta 95 persen.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua