Bisnis.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekarang merekomendasikan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.
Distribusi dosis vaksin pediatrik mulai diberikan ke sejumlah tempat seperti kantor dokter anak, apotek, dan pusat kesehatan, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas penuh.
Vaksin ini berada di bawah otorisasi penggunaan darurat (EUA), yang diberikan oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk produk selama keadaan darurat kesehatan masyarakat. Anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Pfizer, Moderna diotorisasi untuk 17 tahun ke atas, sedangkan, Johnson & Johnson diizinkan untuk usia 18 tahun ke atas.
Melansir dari YaleMedicine, Selasa (14/12/2021) ada sekitar 28 juta anak antara usia 5 dan 11 di Amerika Serikat, jauh di atas 17 juta anak antara usia 12 hingga 17 yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Pfizer pada bulan Mei.
Awalnya uji coba Pfizer melibatkan sekitar 2.268 untuk dua dosis vaksin dengan selang waktu tiga minggu, kemudian, pada bulan Juli regulator federal meminta Pfizer (dan Moderna) untuk memperluas ukuran percobaan mereka untuk kelompok usia ini sebagai langkah pencegahan untuk lebih jauh mendeteksi efek samping langka dari vaksinasi.
Untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun, FDA meninjau studi vaksin terhadap lebih dari 4.600 anak dalam rentang usia ini. Dari kelompok ini, sekitar 3.100 diberikan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 . Anak-anak lain diberi suntikan tidak aktif (plasebo). Anak-anak yang diberi vaksin dipantau efek sampingnya setidaknya selama 2 bulan setelah dosis kedua. Efek samping umumnya ringan sampai sedang.
The FDA juga mengambil tampilan awal pada kasus Covid-19 yang terjadi satu minggu setelah anak diberi dosis kedua vaksin. Tak satupun dari anak-anak dalam analisis ini yang sebelumnya didiagnosis dengan Covid-19 .
Di antara 1.305 anak yang diberikan vaksin, terdapat 3 kasus COVID-19 . Di antara 663 anak yang diberi plasebo, ada 16 kasus Covid-19. Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin tersebut sekitar 91 persen efektif dalam mencegah Covid-19 pada kelompok usia ini.
Untuk anak-anak usia 12 sampai 15, FDA meninjau studi vaksin lebih dari 2.200 anak-anak AS dalam rentang usia ini. Dari kelompok ini, sekitar setengahnya diberi vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19. Anak-anak lain diberi suntikan plasebo.
Seminggu setelah dosis kedua diberikan, tidak ada kasus Covid-19 pada 1.005 anak yang diberi vaksin Pfizer-BioNTech. Di antara 978 anak yang diberi plasebo, ada 16 kasus Covid-19.
Tak satupun dari anak-anak tersebut sebelumnya telah didiagnosis dengan Covid-19. Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin tersebut 100 persen efektif mencegah Covid-19 pada kelompok usia ini.
Dikutip dari Mayo Clinic, efek samping dari vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk anak-anak memiliki efek samping yang serupa dengan yang dialami oleh orang berusia 16 tahun ke atas. Efek samping vaksin yang paling sering dilaporkan meliputi:
1. Sakit di bagian titik tubuh yang disuntikkan
2. Kelelahan
3. Sakit kepala
4. Panas dingin
5. Nyeri otot
6. Demam
7. Nyeri sendi
8. Pembengkakan kelenjar getah bening
9. Mual
10. Nafsu makan berkurang
Reaksi efek samping yang ditimbulkan mirip dengan orang dewasa, anak-anak memiliki efek samping dalam 2 hari setelah vaksinasi yang biasanya berlangsung 1 hingga 3 hari. Lebih banyak anak melaporkan efek samping ini, kecuali rasa nyeri di bagian tempat suntikan pada tubuhnya, setelah dosis kedua vaksin. Namun, terdapat laporan juga bahwa beberapa orang ada yang tidak memiliki efek samping.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
