Bisnis.com, JAKARTA - Bagi sebagian orang, mimpi buruk Covid berlanjut karena mereka mengalami long covid yang bisa bertahan selama berminggu, bulan atau bahkan tahunan.
Para ilmuwan sekarang mulai memahami berapa lama beberapa gejala berlangsung.
Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut menyimpulkan sebagian besar pasien memulihkan indra penciumannya dalam waktu dua tahun.
Dalam diskusi tentang penelitian mereka, mereka menulis, 88,2% pasien yang melaporkan disfungsi bau atau rasa terkait COVID-19 pulih sepenuhnya dalam 2 tahun. Pemulihan yang terlambat diamati pada 10,9% pasien.
Meskipun hampir 90 persen pasien memulihkan indra penciumannya, pasien ini masih harus bertahan selama dua tahun tanpa indera penciuman, sebuah pengalaman yang bagi sebagian orang mungkin terbukti sangat menantang.
Salah satu elemen yang paling membingungkan dari Covid panjang bagi para ilmuwan bukan hanya keparahan gejala yang bervariasi tetapi juga berbagai gejala, dengan beberapa perkiraan bahwa mungkin ada lebih dari 200.
Mengapa ada begitu banyak daftar gejala? Alasannya, pertama, setiap mutasi baru COVID-19 membawa serta varian baru. Setiap varian menyebabkan gejala jangka pendek yang berbeda dan oleh karena itu berpotensi menyebabkan gejala jangka panjang yang berbeda pula.
Perubahan varian ini adalah salah satu peringatan yang dicantumkan oleh penulis untuk penelitian mereka; mereka menyatakan beberapa batasan dan mencatat data diambil untuk pasien yang terinfeksi sebelum kedatangan Omicron.
Selanjutnya, keterbatasan penelitian lain yang dicantumkan oleh penulis termasuk:
• Data dilaporkan sendiri
• Evaluasi psikologis dari fungsi kemosensori tidak dilakukan
• Ukuran sampel relatif kecil dan terbatas secara geografis
• Pasien dengan gejala yang lebih parah tidak dimasukkan
• Data untuk perawatan kemosensori masih kurang.