Bisnis.com, JAKARTA - Angka obesitas atau kelebihan berat badan di Indonesia hingga kini masih menjadi sebuah persoalan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen.
Selain itu, data Riskesdas tahun 2013, angka obesitas 14,8 persen dan 10,5 persen pada Riskesdas tahun 2007. Angka-angka ini terus naik hingga melebihi angka 20 persen pada tahun 2018.
Ada berbagai metode penurunan berat badan yang kerap dijadikan solusi obesitas oleh masyarakat Indonesia, seperti melakukan diet penurunan berat badan, penggunaan obat-obatan herbal maupun kimia, baik yang dikonsumsi ataupun yang disuntikkan, olahraga rutin, hingga bedah kosmetik.
Salah satu cara penurunan berat badan yang kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah bedah bariatrik. Mengutip laman Myclevelandclinic bedah bariatrik, juga disebut operasi penurunan berat badan, ini merupakan kategori operasi yang gagal untuk membantu orang dengan penurunan berat badan.
Para ahli kesehatan akan merekomendasikan tindakan bedah bariatrik jika metode penurunan berat badan lainnya gagal dan jika obesitas lebih besar risikonya bagi kesehatan daripada operasi.
Salah satu rumah sakit yang menyediakan layanan bedah bariatrik di Indonesia adalah Rumah Sakit Pondok Indah. Di rumah sakit ini, harga yang dipatok untuk menjalani bedah bariatrik adalah sekitar Rp100 juta, hal ini berdasarkan pengakuan Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto.
“Sekarang kurang lebih 100 juta, ini hanya untuk operasinya tapi setelah operasi gak ada apa-apa lagi. Setelah operasi paling konsultasi-konsultasi aja, ya tapi itu sekitar segitu ya, barangkali saya salah” ungkap dr. Yanwar saat ditemui seusai acara bedah bariatrik Rumah Sakit Pondok Indah di kawasan Thamrin, Jakarta pada Jumat (11/11/2020).
Seberapa efektif bedah bariatrik dalam penurunan berat badan?
Salah satu orang yang pernah menjalani operasi bedah bariatrik ini adalah pelantun Gantung, Melly Goeslaw. Beberapa bulan lalu, Melly tampil dengan berat badannya yang menurutnya selalu di atas angka 70 kg.
Baca Juga RS Mayapada Gelar Simposium Bariatrik |
---|
“Aku pernah sampe hampir 100 kg, aku diet diet diet, pas ketemu dr. Pieter (beratku) 87 kg, sempet 74 kg, naik lagi, setiap turun 10 kg naik 15 kg, gitu terus, ya alhamdulillah sekarang berhasil,” ungkap Melly di acara bedah bariatrik Rumah Sakit Pondok Indah di kawasan Thamrin, Jakarta pada Jumat (11/11/20220.
Diketahui istri dari Anto Hoed ini melakukan tindakan bedah bariatrik di RS Pondok Indah dibawah penanganan dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah, dr. Peter Ian Limas, sehingga bisa tampil lebih ramping. Dia menuturkan, berat badannya turun 23 kg setelah melakukan prosedur operasi yang belum banyak dilakukan di Indonesia ini.
“Aku sekarang 64 (kg) Alhamdulillah dari 87 (kg), udah mau 4 bulan (pasca bedah bariatrik) tanggal 15 bulan ini 4 bulan,” tambah Melly.
dr. Peter mengungkapkan ini lebih efektif dibandingkan dengan sedot lemak yang hanya bisa menghilangkan lemak sekitar 5 kg saja. Sedangkan bedah bariatrik bisa lebih dari itu.
“Kalau sedot lemak tidak boleh lebih dari 5 kg kan,” tutur dr. Peter di acara bedah bariatrik Rumah Sakit Pondok Indah di kawasan Thamrin, Jakarta pada Jumat (11/11/2022).
Lalu apakah bedah bariatrik aman?
dr. Peter menerangkan bahwa risiko kematian dari bedah bariatrik sangatlah kecil, lebih kecil dari risiko operasi pengangkatan kantong empedu.
“Kalau dilihat dari risiko kematian dari bedah ini 0,08 persen, dua kali lebih kecil dari operasi pengangkatan kantong empedu yang sekitar 0,16 persen (risikonya),” terang dr. Peter.