Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pasien Sakit Liver Berisiko Alami Disfungsi Otak

Disfungsi otak parah bisa terjadi pada mereka yang mengalami sakit liver atau hati berlemak.
Mia Chitra Dinisari
Mia Chitra Dinisari - Bisnis.com 27 Desember 2022  |  17:56 WIB
Pasien Sakit Liver Berisiko Alami Disfungsi Otak
Ilustrasi - Wndu

Bisnis.com, JAKARTA - Jutaan orang memiliki penyakit liver tahap awal tetapi tidak mengetahuinya karena kurangnya gejala yang jelas.

Menurut sebuah studi baru oleh King's College London, penyakit liver yang disebabkan oleh makan terlalu banyak gula dan lemak dapat menyebabkan disfungsi otak yang parah.

Untuk melakukan penelitian, para ilmuwan dari University of Poitiers, Prancis, memberi makan dua jenis makanan berbeda kepada tikus.

Separuh dari tikus diberi diet dengan tidak lebih dari 10 persen lemak dalam asupan kalori mereka. Setengah lainnya memiliki 55 persen lemak dalam total asupan kalori mereka.

Setelah 16 minggu, para peneliti menguji dampak diet kedua kelompok tersebut terhadap fungsi hati dan otak mereka.

Mereka menemukan bahwa tikus yang mengonsumsi kadar lemak lebih tinggi mengembangkan NAFLD (penyakit hati berlemak non-alkohol), resistensi insulin, dan disfungsi otak. Mereka juga dianggap obesitas.

Seiring dengan berkembangnya NAFLD, para peneliti menemukan bahwa tikus dalam kelompok ini memiliki kadar oksigen yang lebih rendah.

Para peneliti mencatat bahwa jumlah dan ketebalan pembuluh darah dipengaruhi NAFLD.

Dengan lebih sedikit oksigen yang dikirim, beberapa sel mulai mengonsumsi lebih banyak oksigen saat otak meradang.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa aliran darah yang berkurang ke otak dan pembuluh darah yang kaku yang mengarah ke organ terkait dengan demensia.

Kekurangan oksigen akhirnya membunuh sel-sel otak, menyebabkan defisit kognitif yang nyata.

“Penelitian ini menekankan bahwa mengurangi jumlah gula dan lemak dalam makanan kita tidak hanya penting untuk mengatasi obesitas, tetapi juga untuk melindungi hati untuk menjaga kesehatan otak dan meminimalkan risiko berkembangnya kondisi seperti depresi dan demensia selama penuaan, ketika kita otak menjadi lebih rapuh," ujar Dokter Anna Hadjihambi, penulis utama studi ini.

Temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan NAFLD dapat menggandakan risiko demensia, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology.

Menurut penelitian ini, aliran darah yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah ke otak, sehingga membentuk hubungan antara NAFLD dan demensia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

liver otak alzheimer
Editor : Mia Chitra Dinisari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top