Bisnis.com, JAKARTA - Bai Soemarlono dan Joe Lim telah menjalani perjalanan yang menarik dalam bisnis mereka sejak mendirikan Ohmmybai, brand yang berbasis di Berlin Jerman – Yogyakarta.
Usai melepaskan identitas mereka dari pemilik Papulo Batik, mereka kini memulai perjalanan baru dengan label mode yang berfokus pada kesadaran lingkungan dengan meluncurkan brand Ohmmybai pada 2019.
“2015 Populo Batik resmi diakuisisi oleh sebuah perusahaan. Lalu, sebelum pandemi kami pecah kongsi. Akhirnya, kami memilih menciptakan Ohmmybai, secara konsep tentu ada perbedaan, di mana kami saat ini sangat eco-friendly dibanding Populo Batik,” ujar Joe Lim saat ditemui Bisnis.
Dirinya menyebut, lahir dengan konsep batik, produk Ohmmybai memang dibuat sepenuhnya secara manual dan 100 persen menggunakan pewarna alami.
“Misi kita memang menciptakan sustainable fashion demi menjaga lingkungan. Kami juga memikirkan soal pembuangan limbah, sehingga dengan cara-cara alami, limbah bisa kita minimalisir dan suasana kerja menjadi bersih,” jelasnya.
Komitmen tersebutlah yang membuat pilihan koleksinya tersedia dalam jumlah terbatas, namun masih bisa dipesan ulang atas permintaan.
Mereka juga memanfaatkan sisa-sisa kain dan bahan stok mati untuk menciptakan produk daur ulang lainnya.
“Saat ini, produksi kain Ohmmybai hampir bebas emisi, yang berarti mereka mengurangi emisi karbon dalam proses produksi. Namun, mereka juga menjelajahi peluang untuk memberikan jejak karbon negatif di masa depan dengan mengambil langkah-langkah untuk mengkompensasi emisi yang ada,” ujar Bai.
Berkolaborasi dengan Brand Global
Saat disinggung soal industri fast fashion yang saat ini tengah digandrungi masyarakat Indonesia. Menariknya, bagi Joe dan Bai hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
Sebab, berbekal pengalaman Bai yang sempat menjadi asisten manajer di perusahaan konsultan desain dan pemasaran di sebuah hotel di Indonesia, membuat mereka yakin jika masih ada peluang untuk mengembangkan merek baru ini dengan karakter yang unik untuk bisa dikenal pasar.
Hal ini tercermin bagaimana brand yang berusia masih cukup muda itu berhasil menjalin beberapa kolaborasi yang menarik bersama dengan Uniqlo Jepang dalam tiga proyek kolaborasi dengan tema batik.
Kolaborasi tersebut melibatkan penjualan produk di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Selain itu, mereka juga melakukan dua proyek kolaborasi dengan Kelly Tandiono, supermodel dan aktris Indonesia ‘Cover Me Not’
“Kami memilih koleksi dengan cermat yang memiliki desain yang abadi, sehingga dapat dipakai secara universal, dan diproduksi dengan standar kualitas tinggi yang tahan lama,” ungkap Bai.
Mendukung Ratusan Pengrajin Lokal
Salah satu nilai penting yang juga dipegang teguh oleh Ohmmybai adalah terkait dukungan terhadap pengusaha mikro lokal.
Pasalnya, dalam produksi koleksi-koleksi mereka, mereka bekerja sama dengan bengkel-bengkel kecil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Karena kami saat ini tinggal di Jogja, jadi semua lurik ataupun batik berasal dari sana. Sementara, untuk tenun ikat kita datangkan dari Jepara. Bisa dibilang sudah ratusan pengrajin yang kami berdayakan ya,” ujarnya.
Bai yang merupakan lulusan pemasaran di salah satu universitas di Sydney, Australia ini mengungkapkan tidak ada kendala khusus dalam memasarkan produknya di luar negeri, salah satu kawasan Uni Eropa.
“Tapi karena semua produknya handmade, kami membatasi produk itu. Kebanyakan dari mereka memesan lewat online dengan target pasar berusia 25 tahun ke atas,” tandasnya.
Untuk bisa memperkenalkan koleksi mereka kepada publik, Ohmmybai sendiri telah memamerkan karya-karya mereka di beberapa tempat, seperti Astha8 dan Sarinah Duty Free di Jakarta, serta OmahBudoyo dan Suwatu di Yogyakarta.
Melalui pameran-pameran ini, mereka berhasil menarik perhatian para penggemar mode dan pecinta kain tradisional Indonesia.
Ohmmybai memiliki keyakinan yang kuat dalam menerapkan sistem ekonomi yang didorong oleh prinsip sirkular daripada sistem yang didorong oleh pertumbuhan.
Mereka ingin mengubah paradigma ekonomi yang saat ini berfokus pada kuantitas menjadi fokus pada kualitas. Ini berarti mereka lebih mengutamakan nilai-nilai seperti keberlanjutan, keadilan sosial, dan lingkungan daripada semata-mata peningkatan penjualan atau pertumbuhan finansial.
Ohmmybai juga menghargai ketahanan produk daripada pertumbuhan jangka pendek. Mereka berusaha menciptakan produk yang tahan lama dan berkualitas tinggi, yang bertentangan dengan tren konsumen saat ini yang seringkali mendorong penggantian produk dengan cepat.
Akhirnya, Ohmmybai memberikan pengakuan pada sistem sirkular yang holistik. Mereka mengintegrasikan berbagai aspek seperti desain, produksi, penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, dan daur ulang produk dalam satu kesatuan yang terpadu.
Hal ini memastikan bahwa setiap langkah dalam siklus hidup produk dihargai dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
Bai Soemarlono dan Joe Lim menjadi pendiri dan visioner di balik Ohmmybai, memiliki pengalaman yang luas di industri mode global.
Dalam perjalanan karirnya, mereka telah bekerja dengan berbagai merek mode dan gaya hidup terkenal dari berbagai negara.
Tujuan mereka selalu adalah untuk menjaga dan mengembangkan kerajinan tradisional dengan desain kontemporer, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara warisan budaya dan tuntutan zaman modern.
Selain Ohmmybai, Bai Soemarlono dan Joe Lim juga merupakan bagian dari proyek Ohmmyogya yang juga memiliki Ohmmystay, hotel boutique yang terletak di dekat Candi Prambanan, menawarkan pengalaman yang menyatu dengan keindahan alam dan budaya lokal.
Kini produknya juga telah digunakan oleh sejumlah musisi Tanah Air, seperti Rossa.
“20 tahun yang lalu, aku ingat saat aku merintis karier dan belum jadi apa-apa. Mas Bai yang sudah populer ini rela pinjamkan koleksi bajunya yang sangat bagus sekali,” ujar pelantun lagu Tegar tersebut.