Bisnis.com, JAKARTA -- Bagi ibu baru pasti pusing bukan main ketika anak yang baru mulai mengenal makanan melakukan gerakan tutup mulut (GTM) atau tidak mau makan.
Dokter Spesialis Anak dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, SpA. atau dr. Tiwi mengatakan saat baru mulai mengenal makanan pada usia anak 6 bulan, yang menjadi tujuan adalah memenuhi kandungan dalam ASI yang mulai berkurang, yakni lemak dan protein.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka anak yang baru MPASI dianjurkan memakan protein hewani dan juga karbohidrat sebagai sumber serat.
Khusus untuk konsumsi buah, dr. Tiwi menyebutkan, umumnya ingin mencari kandungan vitamin C yang dibutuhkan sebagai komponen untuk menyerap zat besi. Tapi, buah bisa menjadi penyebab anak jadi GTM jika dikenalkan lebih dulu dari makanan lainnya.
Buah memiliki kandungan gula fruktosa yang secara alami disukai oleh bayi. Oleh karena itu, jika orang tua mengenalkan buah terlebih dulu padahal bayinya belum mengenal rasa ikan atau telu telur yang gurih dan amis, hati atau daging yang sedikit pahit padahal tinggi zat besi, anak bisa jadi menolak makanannya.
"Supaya anak tidak jadi GTM, atau sulit mengenal makanan bergizi, jadi buah boleh dikebelakangin. Kalau di awal sudah susah makan kemudian kena buah, akan makin susah makan," kata dr. Tiwi.
Orang tua bisa mengenalkan buah kepada anak ketika sudah kenal dan terbiasa makan protein hewani seperti telur, ikan, daging, baru terakhir kenalkan buah.
Bagaimana dengan kebutuhan seratnya? Bayi yang masuk usia makan makanan pendamping ASI (MPASI) mulai belajar mencerna serat. Tapi ternyata, belum perlu buah atau sayur.
dr. Tiwi menyarankan, makan bubur nasi sudah cukup memenuhi kebutuhan serat pada anak 6 bulan, melihat seratnya yang lebih mudah dicerna karena lebih pendek dibandingkan dengan sayur dan buah.
"Jadi artinya kalau mau mengenalkan sayur boleh tapi jangan terlalu banyak. Karena itu nggak usah beli bayam organik banyak, makan saja apa yang orang tuanya makan, karena dia butuhnya sedikit," paparnya.
Jika ingin mengenalkan buah-buahan, orang tua bisa melakukannya dua kali sampai tiga kali dalam seminggu, atau selang sehari setelah mengenal makanan yang belum terbiasa dimakan oleh anak.
"Kemudian kalau sudah di atas 1 tahun, kalau bisa bapak ibunya makan apa anaknya ikut makan itu," ujarnya.