Bisnis.com, JAKARTA – Mi instan adalah makanan olahan cepat saji yang dijual dalam bentuk kemasan. Makanan ini disebut-sebut salah satu penyebab usus buntu. Benarkah demikian?
Mi instan di Indonesia pada umumnya terbuat dari tepung terigu, minyak sayur, garam, pengental, pewarna, perisa, dan penguat rasa.
Zat tambahan yang terdapat dalam makanan ini antara lain natrium, natrium benzoat, natrium metabisulfit, dinatrium inosinat, guanilat, dan monosodium glutamat.
Kandungan monosodium glutamat (MSG) yang juga terkandung di dalam makanan olahan lainnya sering dianggap sebagai zat berbahaya, bisa memicu penyakit usus buntu, bahkan kanker.
Namun, menurut U.S. Food and Drug Administration, MSG aman untuk dikonsumsi dalam jumlah wajar. Sejauh ini, bukti kuat yang menunjukkan kalau MSG bisa memicu penyakit tertentu belum ditemukan.
Demikian halnya pada mi instan. Mi instan dipercaya bisa menyebabkan penyakit usus buntu. Namun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa hal itu benar.
Penyakit usus buntu (appendicitis) adalah peradangan pada organ usus buntu (appendix) yang berada di bagian bawah perut dan terhubung ke usus besar. Dilansir dari John Hopkins Medicine (11/8/2023), penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit dalam saluran pencernaan. Penyumbatan oleh kotoran juga bisa menyebabkan peradangan ini.
Penyakit usus buntu bisa terjadi karena banyak faktor, tetapi tidak ada faktor seperti jenis makanan atau kandungan senyawa tertentu yang bisa memicu munculnya penyakit ini.
Terlepas dari hal itu, bukan berarti mie instan terbebas dari risiko masalah kesehatan. Namun hal ini terjadi jika mie instan dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering.
Beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh banyak makan mi instan, dikutip dari Siloam Hospitals (11/8/2023) adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darat tinggi
Kandungan natrium dalam mi instan yang tinggi berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
2. Gangguan ginjal
Mi instan mengandung banyak garam. Konsumsi garam berlebih dalam waktu singkat bisa mengganggu fungsi ginjal dengan adanya penumpukan.
3. Gangguan pencernaan
Mi instan tidak banyak mengandung serat. Selain itu, makanan olahan ini dibuat dengan pengawet yang sulit dan lama dicerna. Hal ini bisa mengganggu proses penyerapan nutrisi dan membuat zat-zat mie instan menumpuk di dalam usus.
4. Penyakit jantung
Mi instan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif. Hal ini terutama disebabkan oleh kandungan natrium pada mie instan.
5. Diabetes
Tepung terigu mengandung banyak gula dan tidak kaya akan nutrisi. Konsumsi berlebih melalui mi instan bisa meningkatkan gula darah dan sewaktu-waktu berpotensi menyebabkan diabetes.
6. Penyakit hati
Garam dan zat pengawet yang sulit terurai akan memberatkan kerja hati, terlebih jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
7. Obesitas
Satu porsi mie mengandung lemak jenuh setidaknya 14 gram. Jumlah ini sudah mencakup 40% kebutuhan lemak harian. Kalori tinggi dari mi instan juga meningkatkan potensi obesitas.
8. Malnutrisi
Mi instan tidak baik dikonsumsi berlebihan, terutama jika tidak didampingi oleh makanan lain yang bernutrisi. Mi instan sendiri tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi harian akan serat, protein, vitamin, dan mineral.