Bisnis.com, JAKARTA - Harga diri dan welas kasih adalah dua hal yang sama-sama penting dalam kehidupan. Didukung oleh penelitian, dua hal tersebut memainkan peran dalam kesejahteraan hidup.
Mengejar harga diri merujuk pada keinginan seseorang untuk mendapatkan pengakuan, prestasi, dan apresiasi dari orang lain. Ini bisa berarti mencari pencapaian yang menonjol, popularitas, kekayaan, atau pengaruh. Seseorang yang mengejar harga diri seringkali berorientasi pada pencapaian luar dan citra diri mereka seringkali bergantung pada respons orang lain.
Mengejar harga diri sendiri bukanlah hal buruk. Dilansir dari Psychology Today, Muris dan Otgaar, penulis sebuah studi, menyoroti perspektif yang ada mengenai fungsi harga diri. Misalnya, nilai diri sudah ada di dalam diri dan itu mendorong motivasi untuk mencapai potensi penuh. Harga diri dibangun dari pencapaian penghargaan.
Harga diri juga didorong dengan membangun tempat dalam pandangan dunia seseorang yang menenangkan ketakutan tentang ketidakberadaan. Kemudian, harga diri berkembang sebagai nilai sosial tercermin, seperti tanda-tanda penolakan sosial dan penerimaan dari orang lain.
Motivasi untuk tumbuh, berkembang, dan mencapai prestasi adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, obsesi mengenai pencapaian eksternal menggantikan nilai-nilai internal dan hubungan yang sehat tentang harga diri. Hal ini dapat mengarah pada kecemasan, tekanan mental, dan ketidakpuasan yang berkelanjutan.
Harga diri memiliki sifat positif. Karenanya, Anda dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan melindungi dari masalah kesehatan mental. Efek dari harga diri yang lebih tinggi (positif) dan rendah (negatif) telah diteliti dengan baik selama bertahun-tahun. Setiap hari, banyak orang mungkin merasa harga dirinya goyah.
Sementara itu, self-compassion, welas asih atau kasih sayang pada diri sendiri, lebih berfokus pada kasih sayang, empati, dan kepedulian. Ini adalah tentang bagaimana seseorang berhubungan dengan diri mereka sendiri saat mengalami tantangan pribadi. Welas asih mengajarkan nilai-nilai seperti kerendahan hati, kedermawanan, dan kebaikan.
Ada tiga elemen mengenai welas asih sebagai berikut:
1. Kebaikan diri vs. penilaian diri sendiri
Welas asih memerlukan sikap hangat dan pengertian terhadap diri sendiri ketika menderita, gagal, atau merasa tidak mampu, daripada mengabaikan rasa sakit kita atau mencambuk diri sendiri dengan kritik diri.
2. Kemanusiaan biasa vs. isolasi
Welas asih melibatkan pengakuan bahwa penderitaan dan ketidakmampuan pribadi adalah bagian dari pengalaman manusia bersama.
3. Perhatian vs. overidentifikasi
Welas asih juga membutuhkan pendekatan yang seimbang terhadap emosi negatif kita sehingga perasaan tidak ditekan atau dibesar-besarkan.
Lalu, apa persamaan dari harga diri dan welas asih? Mengapa keduanya sama-sama memberikan peran dalam kesejahteraan hidup?
Kedua konsep ini berkaitan dengan nilai-nilai manusia yang mendalam dan kompleks. Pencapaian dan pengakuan yang diperoleh dari mengejar harga diri dapat digunakan sebagai alat untuk membantu orang lain melalui welas asih. Pencapaian yang dimanifestasikan dengan baik dapat digunakan untuk membantu sesama dan mengembangkan kedua konsep ini secara bersamaan.
Harga diri dan rasa sayang diri memiliki penelitian signifikan yang mendukung manfaat positif dari jumlah yang sehat. Keduanya bisa terasa cair, lebih mudah atau lebih keras, pada waktu yang berbeda. Namun, harga diri dan rasa sayang diri cenderung stabil jika dilihat dari waktu ke waktu.
Ada banyak tumpang tindih dalam kedua konsep tersebut, tetapi dapat dianggap saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, mengejar keduanya dapat berdampak positif pada kesejahteraan seseorang.
Dalam penelitian, penulis secara teoritis mengeksplorasi kedua konsep tersebut dan menganalisis 76 artikel. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang diperoleh untuk mendukung klaim bahwa salah satu dari dua konsep tersebut lebih baik. Jadi, mana yang lebih baik untuk Anda mungkin bersifat pribadi.
Coba tanyakan pada diri sendiri bagaimana Anda menghargai atau menilai diri sendiri. Kemudian tanyakan pada diri sendiri seberapa besar kasih sayang yang Anda berikan kepada diri sendiri atas kelemahan Anda. Latihan ini mungkin menunjukkan mana yang paling bermanfaat bagi kesehatan Anda. (Salma Permata Dewi)