Wisata ke luar angkasa atau ke dalam laut samudera yang di luar nalar, menakjubkan, atau bahkan “gila” memang memberikan adrenalin dan pengalaman yang baru untuk orang-orang kaya, menurut psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Rezki Ashriyana Sulistiobudi.
Menurut dia, motivasi orang-orang kaya yang uangnya sudah sangat melimpah untuk melakukan “kegilaan” tersebut karena ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah mereka raih dan tidak banyak orang bisa mendapatkan itu.
Alhasil, mereka pun rela mengeluarkan uang hingga puluhan miliar rupiah untuk melakukan hal itu. Bahkan, menyetujui perjanjian “kematian” yang ada. Contohnya, penumpang kapal selam Titan milik OceanGate.
Penumpang kapal selam OceanGate, Titan, yang tewas akibat ledakan kapal wisatanya menandatangani perjanjian berisi "kematian" dan membayar US$250.000 atau sekitar Rp3,7 miliar hanya untuk melihat sekilas Titanic.
Dalam perjanjian "kematian" disebutkan sebanyak tiga kali di halaman pertamanya, bahwa para penumpang diingatkan bisa mengalami tekanan ekstrem, kondisi yang tidak dapat diprediksi, gas bertekanan tinggi, dan sistem listrik bertegangan tinggi.
“Karena manusia tidak pernah puas, mereka pasti selalu mencari kepuasan yang baru. Apalagi kebutuhan tersier orang-orang kaya tersebut sudah pasti terpenuhi,” jelas Rezki pada Selasa (15/8/2023).
Para orang kaya itu, menurutnya, mengetahui dampak menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk wisata itu. Misalnya, mendapatkan pengakuan kehebatan dari banyak orang, sehingga itu bisa menjadi hal yang prestisius dalam hidup mereka.
Hal prestisius tersebut bisa membuat para orang kaya menjadi terkenal di seluruh dunia karena melakukan sesuatu yang jarang bisa dilakukan oleh kebanyakan orang.
“Ada orang yang sering menyelam ke laut dalam sampai Palung Mariana (Hamis Harding). Kan, itu bisa jadi sesuatu yang hebat dan tidak semua orang bisa sehingga hal itu jadi sesuatu yang sangat prestisius untuknya,” tekan Rezki saat memberikan contoh.