Bisnis.com, JAKARTA - Kasus diare pada balita semakin banyak terjadi belakangan ini. Di Surabaya misalnya, baru-baaru ini dilaporkan ada hampir 16.000 kasus terjadi sepanjang Semester I/2023.
Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah infeksi Rotavirus. Mengutip data Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN), sekitar 45 persen kasus rawat inap pada balita disebabkan oleh diare cair akut yang disebabkan Rotavirus.
Sekitar 9,8 persen kematian pada bayi dibawah 12 bulan dan 4,55 persen kematian pada balita usia 12-59 bulan di Indonesia juga disebabkan oleh diare.
Diare akibat Rotavirus juga bersifat rentan menular. Kuman rotavirus dapat bertahan lama di permukaan benda, termasuk tangan orang.
Penularan pada anak-anak rentan terjadi lantaran mereka kerap kali menyentuh dan memasukkan benda secara sembarangan ke dalam mulut.
Mengenal Rotavirus
Mengutip Center for Disease Control and Prevention (CDC), Rotavirus merupakan virus berbentuk seperti roda yang memicu infeksi pada usus yang ditandai diare dan muntah-muntah.
Virus ini bisa menular melalui facel-oral atau dari feses ke mulut misalnya dari tangan yang terkontaminasi kotoran dan tidak sengaja masuk ke mulut. Selain itu, Rotavirus juga ditemukan pada air yang terkontaminasi, yang kemudian digunakan untuk makan atau minum.
Infeksi Rotavirus umumnya terjadi pada anak-anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, yang masih sering melakukan eksplorasi dan tidak menghiraukan kebersihan mainan dan benda-benda di sekitarnya. Tapi, tak menutup kemungkinan Rotavirus juga menginfeksi anak usia di atas 3 tahun atau orang dewasa.
Gejala Infeksi Rotavirus
Orang yang terinfeksi Rotavirus umumnya mengalami beberapa gejala seperti diare, demam, muntah, dan nyeri perut. Gejala ini umumnya muncul dalam dua hari sejak terpapar virus ini.
Sementara itu, pada orang dewasa infeksi Rotavirus dapat menimbulkan gejala di antaranya diare lebih dari dua hari, demam lebih dari 39 derajat celcius, dehidrasi, dan buang air besar disertai darah.
Diare yang dialami sendiri juga dapat menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan mulut kering, mata sayu atau cekung, frekuensi buang air kecil berkurang, sering haus, ujung jari terasa dingin, hingga penurunan kesadaran.
Pencegahan Infeksi Rotavirus
Saat ini, ada beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi penyebaran Rotavirus, seperti dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama bagi orang tua setelah mengganti popok.
Di samping itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Kemudian, lakukan juga vaksinasi termasuk vaksin Rotavirus sesegera mungkin. Pasalnya, orang yang sudah divaksin pun tidak menutup kemungkinan bisa tetap terinfeksi.
Adapun, penyakit ini belum ada obatnya. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan banyak minum air putih, minum oralit sesuai saran dokter, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari minuman terlalu manis dan berlemak serta istirahat yang cukup.