Bisnis.com, JAKARTA -- Memperingati Hari Kesadaran Limfoma Dunia, masyarakat harus lebih mengenali apa itu kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
Meskipun tidak semematikan kanker lainnya, seperti halnya kanker payudara, kanker ini juga tetap memiliki risiko kematian.
Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, dokter Andhika Rachman mejelaskan, Limfoma Hodgkin adalah salah satu dari dua jenis kanker pada sistem kelenjar getah bening.
Pada limfoma Hodgkin, kanker terjadi akibat mutasi sel B pada sistem limfatik, yang ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg melalui pemeriksaan patologi. Berbeda dengan kanker limfoma jenis lainnya yaitu limfoma non-Hodgkin, yang tidak ditemukan adanya sel Reed-Sternberg.
Lebih lanjut Dokter Andhika mengatakan limfoma jenis Hodgkin umumnya menyebar bertahap melalui pembuluh getah bening. Pada stadium lanjut bisa menyebar melalui aliran darah ke organ vital seperti hati, paru dan sumsum tulang belakang.
Kapan Harus Skrining Limfoma?
Kanker limfoma disebabkan oleh sejumlah faktor risiko di antaranya gaya hidup, usia, jenis kelamin, stres, keturunan, dan gangguan hormon.
"Faktor umur dan adanya komorbid atau penyakit bawaan lain juga akan meningkatkan risiko keparahan limfoma," jelasnya dalam edukasi media, Jumat (15/9/2023).
Seseorang bisa melakukan skrining lebih awal, paling utama jika memiliki faktor risiko seperti keturunan orang yang sudah pernah terkena kanker limfoma.
Selain itu, kanker limfoma juga disebut lebih sering dialami laki-laki. Penyebabkan karena paparan dengan polutan tinggi seperti asap kendaraan, aasap rokok atau bahan kimia ketika bekerja di lapangan, dan lebih rentan dengan stres.
Adapun, beberapa gejala limfoma Hodgkin yang perlu dikenali di antaranya adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan/atau pangkal paha.
Selain itu, gejala juga dan bisa disertai dengan demam di atas 38° C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot lebih dari 10 persen dalam 6 bulan, gatal-gatal, dan kelelahan yang luar biasa.
"Untuk limfoma jangan abaikan benjolan. Walaupun tiap benjolan belum pasti kanker, tapi yang jadi masalah adalah kebanyakan orang kalau ada gejala malah baca-baca di internet, bukan ke dokter, malah bikin stress atau malah dibiarkan sampai parah," kata dokter Andhika.
Dia menegaskan, jika sudah parah, kanker limfoma akan lebih sulit disembuhkan dan lebih mudah kankernya untuk kembali menyerang dibandingkan dengan yang terdeteksi sejak dini.