Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pemuda asal Florida mengalami masalah paru-paru setelah kecanduan rokok elektrik di sekolah menengah.
Pada puncak penggunaannya, Mason Middleton, 19, dari Fort Myers, sangat kecanduan sehingga dia melakukan vape setiap beberapa menit dan menghabiskan empat pod dalam seminggu.
Namun dia tiba-tiba merasakan sakit yang menusuk di dadanya awal tahun ini yang membuatnya sangat kesakitan hingga hampir tidak bisa berdiri.
Pada bulan Agustus, dokter mendiagnosis dia menderita paru-paru kiri yang rusak.
Penggunaan rokok elektrik atau vaping, memang berdampak buruk bagi paru-paru Anda.
Vaping melapisi paru-paru dengan bahan kimia yang berpotensi berbahaya. Ramuan e-liquid biasanya mengandung campuran perasa, aditif aromatik dan nikotin atau THC (bahan kimia dalam ganja yang menyebabkan efek psikologis) yang kemudian dilarutkan dalam cairan dasar berminyak. Beberapa unsur minyak yang menguap masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan respons peradangan.
Dilansir Harvard medical publishing (24/9/2023) bahaya vape dimulai secara bertahap, dengan sesak napas dan/atau nyeri dada sebelum kesulitan bernapas yang lebih parah menyebabkan pasien harus dirawat di rumah sakit.
Vape dapat menyebabkan “Paru-paru popcorn”, atau bronchiolitis obliterans (BO), mengacu pada jenis peradangan di paru-paru yang menyebabkan mengi, batuk dan sesak napas.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan jaringan parut pada kantung udara kecil di paru-paru, serta penebalan dan penyempitan saluran udara hingga terkadang menyebabkan paru-paru bolong.
Bahan kimia yang disebut diacetyl, yang ditemukan dalam banyak rasa rokok elektrik, adalah salah satu penyebab kondisi ini.
Selain itu, berikut risiko kesehatan lainnya dari vaping yang juga mengkhawatirkan:
1. Nikotin dari vaping
Nikotin sangat membuat ketagihan dan dapat memengaruhi perkembangan otak, sehingga berpotensi membahayakan remaja dan dewasa muda. Bahkan beberapa rokok elektrik “bebas nikotin” ditemukan mengandung nikotin. Paparan cairan rokok elektrik yang tidak disengaja telah menyebabkan keracunan nikotin akut pada anak-anak dan orang dewasa.
2. Vaping dan merokok
Remaja yang menggunakan vape lebih mungkin untuk mulai merokok. Banyak anak muda yang menggunakan rokok elektrik juga merokok.
3. Risiko kanker dan vaping
Beberapa zat yang ditemukan dalam uap rokok elektrik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Aerosol yang dihirup dan dihembuskan oleh pengguna dari rokok elektrik dapat membuat diri mereka sendiri dan orang di sekitarnya terpapar zat berbahaya.
4. Risiko lain dari vaping
Ledakan dan luka bakar telah dilaporkan terjadi pada rokok elektrik saat mengisi ulang perangkat, karena baterai yang rusak. Selain itu, vaping selama kehamilan dapat membahayakan perkembangan janin. (Maria Elfika Simplisia)