Bisnis.com, JAKARTA - Emosi negatif merupakan suatu perilaku yang ditunjukkan dan menjurus ke arah merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Ada banyak hal negatif tentang emosi seperti kemarahan, ketakutan, kesusahan, kesedihan, rasa malu, dan rasa bersalah. Namun, banyak yang berpendapat bahwa emosi mencerminkan mekanisme yang berevolusi, setidaknya pada suatu waktu, memiliki nilai adaptif bagi spesies manusia.
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada emosi, termasuk emosi negatif, yang pada dasarnya buruk. Merasakan hal-hal ini dalam konteks atau situasi tertentu adalah hal yang wajar. Emosi ini menjadi masalah jika terus-menerus dan mengganggu kemampuan untuk menjalani hidup secara normal.
Alternatifnya, hal ini mungkin mengungkapkan standar perfeksionis atau keyakinan disfungsional lainnya yang tidak perlu menimbulkan perasaan negatif yang diarahkan pada diri sendiri.
Identifikasi dan modifikasi keyakinan semacam itu merupakan komponen teknik kognitif-perilaku yang berguna untuk mengatasi kesulitan emosional.
Kemarahan, rasa malu, dan rasa bersalah bisa menjadi respons terhadap dugaan pelanggaran standar dalam menilai benar dan salah, maka ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh:
1. Mengingatkan seseorang akan kemungkinan pelanggaran terhadap keyakinan dan nilai-nilai penting yang dilakukan oleh diri kita sendiri dan orang lain.
2. Mendorong evaluasi kritis terhadap prinsip-prinsip yang terlibat.
3. Membantu kita memutuskan apakah prinsip-prinsip tersebut benar-benar memberikan dasar yang valid untuk menilai perilaku.
4. Pemeriksaan diri memungkinkan membenarkan kelayakan respons emosional negatif kita.
Emosi negatif memang dapat memberikan manfaat tersendiri namun bisa berakibat fatal jika dibiarkan lama. Berikut cara mengatasi Emosi Negatif dalam diri:
1. Pahami Emosi Kamu
Lihatlah ke dalam dan tentukan situasi yang menciptakan stres dan emosi negatif dalam hidup kamu. Melihat sumber perasaan dan reaksi kamu dapat memberikan informasi berharga.
Emosi negatif bisa datang dari peristiwa pemicu, seperti beban kerja yang membebani. Pikiran Anda seputar suatu peristiwa juga berperan. Cara Anda menafsirkan apa yang terjadi dapat mengubah cara Anda mengalami peristiwa tersebut dan apakah hal itu menyebabkan stres atau tidak.
2. Ubah Kesalahan
Setelah kamu lebih memahami emosi kamu dan apa penyebabnya, kamu dapat mulai mengambil langkah untuk mengatasi masalahnya. Meminimalkan atau menghilangkan beberapa pemicu stres dapat membuat kamu lebih jarang merasakan emosi negatif.
Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencapai hal ini adalah mengurangi stres kerja, mempelajari praktik komunikasi asertif untuk mengelola konflik hubungan, dan mengubah pola pikir negatif melalui proses yang disebut restrukturisasi kognitif.
Tidak semua sumber stres dapat diubah atau dihilangkan. Penting untuk menghindari merenungkan apa yang tidak dapat kamu ubah dan fokus pada apa yang ada dalam kendali kamu.
3. Terima Emosi Kamu
Belajar menerima emosi negatif juga merupakan cara efektif untuk mengelola perasaan sulit tersebut. Penerimaan berarti mengakui bahwa kita merasa takut, marah, sedih, atau frustrasi. Alih-alih mencoba menghindari atau menekan perasaan ini, kamu lebih baik membiarkannya ada tanpa terus memikirkannya.
4. Temukan Outlet
Membuat perubahan dalam hidup kamu dapat mengurangi emosi negatif, namun tidak akan menghilangkan pemicu stres kamu.
Saat kamu membuat perubahan dalam hidup kamu untuk mengurangi rasa frustrasi, kamu juga perlu menemukan jalan keluar yang sehat untuk mengatasi emosi ini.
Kamu bisa, olahraga teratur untuk meningkatkan emosi dan menyalurkan emosi negatif, meditasi untuk menemukan ruang batin sehingga emosi kamu tidak terasa membebani, menemukan peluang untuk bersenang-senang dan mendapatkan lebih banyak tawa dalam hidup sehingga mengubah perspektif kamu dan menghilangkan stres.
