Bisnis.com, JAKARTA - Bulan November menjadi bulan peringatan diabetes dunia. Hari Diabetes Sedunia sendiri diperingati tiap 14 November.
Salah satu yang perlu disadari bagi para penderita diabetes adalah risiko terkena penyakit neuropati perifer, atau kerusakan pada sistem saraf tepi yang berfungsi mengirimlkan sinyal dari organ ke otak.
Sistem saraf sendiri berfungsi untuk mengirimkan sensasi fisik dan menyalurkan perintah dari otak untuk tubuh menjalankan fungsi tertentu seperti gerakan, mengatur detak jantung, atau mengatur tekanan darah.
Pada penderita diabetes, penyakit pada sistem saraf tepi kerap terjadi, karena adanya pembatasan pola makan tertentu, atau dari pengobatan yang dilakukan.
Beberapa gejala neuropati perifer adalah kebas, kesemutan, kram otot, rasa terbakar terutama pada bagian kaki, lemas, hingga kelumpuhan.
Dr. Rizaldi Taslim Pinzon, Ahli Saraf di Departemen Neurologi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, mengatakan neuropati periferal adalah masalah besar, berdampak pada kualitas hidup, kualitas tidur, dan membuat orang lebih berisiko jatuh.
Hal ini menyerang 1 dari 2 pasien dnegan diabetes, atau 50 persen pasien diabetes.
Saat ini neuropati periferal belum memiliki obat yang bisa menghilangkan 100 persen. Hanya ada obat atau suplemen yang bisa mengontrol gejala dan mengurangi rasa sakit.
Adapun, berbagai obat yang ada hanya ada untuk mengurangi gejala, namun banyak pasien tidak bisa mentoleransi efek sampingnya.
"Jika kita kombinasikan obat-obatan yang ada, pasien malah akan berhenti berobat karena efek sampingnya. Makanya kita perlu obat yang bisa mengobati tidak hanya gejalanya, tapi juga memperbaiki dan meningkatkan fungsi saraf," ungkapnya dalam Media Roundtable World Diabetes Day 2023, Senin (6/11/2023).
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala adalah dengan rutin mengonsumsi vitamin B kompleks, yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12.
Vitamin B Complex punya searah panjang dalam banyak penyakit saraf. Vitamin B1, B6, dan B12 jika dikombinasikan bisa bekerja sama untuk meningkatkan fungsi saraf.
Dalam studi yang dilakukan NENOIN menggunakan vitamin B kompleks di Indonesia ke lebih dari 400 pasien dengan neuropati periferal ringan dan pasien diabetes sebagai salah satu penyebabnya, menunjukkan adanya hasil positif.
Pada studi tersebut, tiap pasien diberikan 1 dosis sehari vitamin B kompleks sekali sehari, dan ditinjau ulang dalam 90 hari atau 3 bulan.
"Kabar baiknya, semua pasien yang hanya mendapatkan pengobatan dari vitamin B kompleks yang mengandung dosis tinggi B1, B6, dan B12, dan tidak menggunakan obat lain bisa mengurangi rasa sakit," ujarnya.
Hasil dari studi tersebut juga menunjukkan bahwa mengkonsumsi vitamin B kompleks selama 90 hari mengurangi berbagai gejala yang muncul seperti rasa terbakar, tertusuk, kesemutan, dan kebas hingga lebih dari 50 persen dari batas.
"Pasalnya, dibandingkan dengan pengobatan lain, perbaikannya tidak lebih dari 50 persen," imbuhnya.
Tidak hanya mengurangi rasa sakit dan gejala, juga meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Analisis lebih lanjut dari penelitian tersebut menunjukkan, konsumsi vitamin B kompleks juga dapat memperbaiki refleks dan juga memperbaiki kekuatan motorik pasien.
Studi NENOIS juga menunjukkan manfaat kombinasi B1, B6, dan B12 sekali sehari, tidak hanya untuk mengurangi gejala juga untuk meningkatkan fungsi saraf, dan mempertahankan fungsi saraf.
"Jadi Vitamin B Complex bisa menjadi pengobatan dan sangat aman karena tidak ada efek samping yang dirasakan, sehingga pasien bisa melanjutkan pengobatan," tambahnya.