Bisnis.com, JAKARTA – Tulang adalah jaringan hidup dan terus-menerus dipecah dan diganti. Seiring bertambahnya usia, kekuatan jaringan tulang akan mulai menurun. Tulang akan mengalami hilangnya kepadatan dan menjadi rapuh.
Seiring bertambahnya usia dan proses tubuh melambat, tulang kita menanggung beban berat akibat hilangnya kepadatan tulang dan berkurangnya penyerapan nutrisi.
Akibatnya, saat mencapai usia 40-an, tulang akan mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan karena kehilangan kalsium, mineral, dan kepadatannya.
Salah satu masalah kerapuhan tulang yang sudah familiar di masyarakat adalah osteoporosis.
Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru melebihi hilangnya tulang lama. Sehingga akan merasakan nyeri pada punggung, postur tubuh bungkuk, penurunan tinggi badan, dan tulang mudah patah.
Namun, kesehatan tulang juga bisa memburuk bahkan bukan karena terjadinya osteoporosis.
Osteopenia dan Osteomalacia
Dua kondisi yang dapat melemahkan tulang selain osteoporosis adalah osteopenia dan osteomalacia.
“Tidak semua penderita osteopenia mengalami osteoporosis, namun hal ini bisa terjadi. 70% penderita osteomalacia memiliki kepadatan tulang yang rendah, yang dapat dikategorikan sebagai osteoporosis. Osteopenia adalah hilangnya Bone Mineral Density (BMD), kepadatan mineral tulang. BMD yang lebih rendah menunjukkan tulang lebih lemah dari biasanya. Osteomalacia adalah penyakit yang melemahkan tulang dan menyebabkan tulang lebih mudah patah. Ini adalah kelainan dalam penurunan mineralisasi, yang menyebabkan kerusakan tulang lebih cepat daripada pembentukannya kembali," kata Dr Amite Pankaj Aggarwal, Direktur & HOD, Departemen Ortopedi & Bedah Penggantian Sendi, Rumah Sakit Fortis Shalimar Bagh.
Osteopenia biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika osteopenia memang menimbulkan gejala, gejalanya mungkin termasuk nyeri tulang lokal dan kelemahan pada area patah tulang sebelumnya.
Gejala osteomalacia yang paling umum seperti yang dijelaskan oleh Dr Aggarwal adalah:
• Nyeri pada tulang dan pinggul
• Patah tulang
• Kelemahan otot serta bisa mengalami kesulitan berjalan.
Cara memeriksa osteopenia
Untuk memeriksa osteopenia, cara utama menentukan kepadatan tulang adalah dengan melakukan tes non-invasif tanpa rasa sakit yang disebut dual-energy x-ray absorptiometry (DXA) yang mengukur kandungan mineral tulang.
Beberapa hal yang dapat membuat pengeroposan tulang terjadi lebih cepat sehingga berujung pada osteopenia adalah:
• Kondisi medis seperti hipertiroidisme.
• Obat kanker, sakit maag, darah tinggi dan kejang.
• Perubahan hormonal.
• Gizi buruk, terutama pola makan yang terlalu rendah kalsium atau vitamin D.
• Pembedahan pada sistem pencernaan, yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi dan mineral yang dibutuhkan.
• Pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, terlalu banyak minum alkohol atau kafein, dan tidak berolahraga.
Perawatannya menggunakan cara yang sederhana untuk menjaga tulang tetap sehat dan kuat serta mencegah berkembangnya osteoporosis:
• Pengobatan kalsium
• Latihan
• Diet sehat.
• Suplemen untuk kekurangan vitamin D dan paparan sinar matahari untuk membantu tubuh menyerap vitamin D.
Osteomalacia paling sering berkembang karena kekurangan vitamin D atau karena gangguan pencernaan atau ginjal. Vitamin D sangat penting untuk penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang.
Osteomalacia dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen vitamin D, kalsium, atau fosfat, tergantung pada kasus masing-masing.
Misalnya, orang dengan malabsorpsi usus mungkin perlu mengonsumsi Vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang lebih besar. (Luygi Ambhara Putri)