Bisnis.com, JAKARTA - Serangan jantung adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, serangan jantung menyumbang 14,38 penyebab kematian di Indonesia.
Selain itu sejumlah faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung antara lain seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas. Pada 2022 sendiri terdapat peningkatan jumlah pembiayaan penyakit katastropik menjadi Rp 24,06 triliun.
Serangan jantung memiliki gejala seperti nyeri dada di sebelah kiri, jantung berdebar-debar di mana jantung ini terasa seperti dada diremas-remas.
Selain itu ada pula gejala sesak nafas, biasanya disertai dengan keringat dingin, rasa lemas, jantung berdebar, bahkan mengalami pingsan.
Apabila mengalami gejala tersebut, mengutip Times, Dr. Nithin Prakash, Ahli Jantung Klinis di Rumah Sakit Altius, menyarankan tips berikut ini.
Pertama, langkah paling penting adalah segera meminta bantuan medis profesional. Hindari mencoba menyetir sendiri ke rumah sakit sendiri karena personel medis darurat memiliki peralatan dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan perawatan yang diperlukan
Kedua, jika Anda mengalami nyeri dada, duduklah dan usahakan untuk tetap tenang. Stres dan kepanikan dapat memperburuk situasi. Jika Anda telah diberi resep obat untuk nyeri dada atau penyakit jantung, minumlah sesuai petunjuk dokter Anda.
Ketiga, jika memiliki riwayat penyakit jantung, upayakan didampingi orang yang bisa melakukan resusitasi jantung paru (CPR) agar bisa menolong jika sampai kehilangan kesadaran dan pernapasannya tidak teratur atau tidak ada sama sekali.
Jika tidak terlatih dalam CPR, ahli kesehatan dapat memandu lewat telepon melalui proses tersebut.
Keempat, bagi penderita aritmia atau detak jantung tidak teratur, gunakan defibrilator eksternal otomatis (AED). AED dirancang untuk menganalisis ritme jantung dan memberikan kejutan listrik jika diperlukan untuk mengembalikan detak jantung normal. Selagi menunggu petugas darurat tiba, hindari aktivitas fisik yang berat.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua nyeri dada menandakan serangan jantung atau serangan jantung. Hal ini juga dapat disebabkan oleh kondisi atau faktor medis lain seperti ketegangan otot, kecemasan, atau gangguan pencernaan.
Meskipun demikian, nyeri dada tidak boleh dianggap enteng, dan lebih baik segera mencari pertolongan medis. Intervensi dini secara signifikan meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan meminimalkan kerusakan dalam keadaan darurat terkait jantung.