Bisnis.com, JAKARTA – Mudah tersulut amarah dan tersinggung merupakan kondisi emosional yang tidak stabil. Terlebih jika individu tersebut tidak mampu mengontrol emosi dalam dirinya. Umumnya saat emosi ‘meledak’ dapat diredakan dengan mengatur napas, tapi juga bisa didukung dari konsumsi kandungan omega-3.
Omega-3 memang telah dipercaya sejak lama memiliki khasiat untuk kesehatan otak maupun meningkatkan imunitas. Di samping itu, para peneliti dari University of Pennsylvania menemukan bahwa suplemen omega-3 mengurangi kondisi agresif sebanyak 30% tanpa memandang usia atau kelamin.
Para peneliti menyebutkan omega-3 memiliki anti-inflamasi pada otak dan meningkatkan produksi dopamine dan serotonin.
Dopamine adalah salah satu senyawa di otak yang bertugas meningkatkan suasana hati sehingga membuat individu merasakan perasaan senang ketika beraktivitas. Begitu pun serotonin berperan mengontrol suasana hati individu agar stabil serta meminimalisir ledakan amarah.
Dilansir Healthline, dr. Jennifer Kraker mengatakan munculnya peradangan dalam otak meningkatkan kondisi emosional individu sehingga membuat suasana hati tidak stabil.
“Ini bersifat neurotoksik bagi otak dan menyebabkan mudah tersinggung dan pada mereka yang rentan, menyebabkan agresi [emosi tidak stabil],” katanya, dikutip pada Senin (3/6/2024).
“Omega-3 bekerja untuk menghambat jalur ini,” imbuhnya.
Hal itu juga disampaikan oleh Stefanis Daniels seorang terapis nutrisi, menjelaskan omega-3 mengurangi peradangan dan fungsi neurotransmitter dan menjaga integritas dan fluiditas membran di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan yang efisien antar sel otak.
“Sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) mengontrol respons tubuh terhadap stres, dan omega-3 membantu memodulasi sumbu ini, sehingga menghasilkan respons stres yang lebih seimbang dan menurunkan kecenderungan agresi,” paparnya
“Temuan penelitian ini yang menunjukan bahwa omega-3 dapat mengurangi agresi dan ledakan kekerasan, sejalan dengan pengetahuan yang ada tentang peran penting nutrisi ini dalam kesehatan otak,” lanjutnya.
Dilansir Neuroscience, Adrian Raine seorang ahli neurokriminlogi Penn mengatakan omega-3 membantu menstabilkan emosional seseorang.
“Omega-3 bukanlah obat ajaib yang akan menyelesaikan sepenuhnya masalah kekerasan di masyarakat. Tapi bisakah itu membantu? Berdasarkan temuan ini, kami yakin hal ini bisa terjadi, dan kami harus mulai mengambil tindakan berdasarkan pengetahuan baru yang kami miliki,” ujarnya
Dia juga menjelaskan omega-3 adalah kandungan yang bisa didapat dari berbagai makanan seperti ikan, telur, atau kacangan-kacangan, di mana mampu didapat dengan harga relatif lebih murah.
“Setidaknya, orang tua yang mencari pengobatan untuk anak yang agresif harus mengetahui bahwa selain pengobatan lain yang diterima anak mereka, satu atau dua porsi ikan tambahan setiap minggu juga dapat membantu,” sebutnya.
Laporan serupa juga pernah disampaikan dalam sebuah studi yang diunggah Sciencedirect pada tahun 2015. Para peneliti mengambil sampel dari 72 orang dewasa yang diminta untuk mengonsumsi minyak ikan dan minyak zaitun sebanyak 2800 mg/ hari, selama 35 hari.
Hasilnya adalah pada kelompok minyak zaitun ditemukan peningkatan emosional dan kebingungan disertai stress. Sedangkan kelompok minyak ikan tidak memiliki efek lebih lanjut terhadap suasana hati, fungsi kognitif, atau kortisol.
Minyak ikan memberikan sedikit efek dalam situasi stress dan non-stres, yang menunjukan pengaruh supplement omega-3 bermanfaat terhadap suasana hati dan kognisi pada individu. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)