Kelainan tulang
Health

Berikut Cara Mengatasi Kelainan Tulang Belakang Anak, Simak Lengkapnya

Choirul Anam
Jumat, 28 Juni 2024 - 13:57
Bagikan

Bisnis.com, MALANG—Tim Peneliti PKM Karya Inovatif (KI) yang terdiri atas Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro) memperkenalkan "PostureCare,", sebuat alat inovatif yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk terapi kifosis postural pada anak-anak.

Farid Hardiansyah, Ketua Tim Peneliti PKM Karya Inovatif (KI), mengatakan   PostureCare bertujuan untuk diagnosa medis posisi bungkuk pada tulang belakang yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi kesesuaian posisi, sudut tulang belakang dan terapi kompres panas pereda nyeri

“PostureCare hadir sebagai solusi untuk memantau dan mengoreksi postur tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun yang mengalami kifosis. Alat ini menggunakan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh. Tiga sensor berfungsi mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang, sementara satu sensor memonitor perubahan sudut tulang belakang harian pasca terapi,”kata Farid selaku Ketua Tim PKM-KI, Kamis (27/6/2024).

Dia menambahkan, mikrokontroler ESP32 memproses data sensor untuk menentukan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater.

Alat ini akan memberi peringatan melalui getaran dan cahaya jika terdeteksi posisi tulang belakang yang salah. Selain itu, dua polymade heater akan mengurangi nyeri dengan meningkatkan sirkulasi darah di daerah yang terkena, melalui proses thermotherapy. 

Data dari perangkat ini akan disajikan dalam grafik harian melalui aplikasi yang terhubung dengan WhatsApp bot. Ini memungkinkan orang tua dan terapis untuk melacak kemajuan terapi secara langsung.

“Kami menerapkan Pendekatan Chronic Care Model dengan fokus pada kesejahteraan pasien dan keluarga. Salah satu fitur utamanya adalah pemberian kalimat motivasi yang berbeda setiap hari melalui WhatsApp bot dan aplikasi. Ini membantu dalam mendeteksi masalah secara dini, melibatkan keluarga secara langsung, dan mengatasi gangguan tulang belakang,” kata Isal, salah satu anggota tim dari Ilmu Keperawatan ketika proses pendampingan pasien di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Dalam eksekusinya, pasien juga diberikan panduan dan buku harian “My Bone” untuk memantau aktivitas, perasaan, penggunaan brace, dan pola makan anak.

Keluarga juga terlibat dengan memberikan stiker Bintang jika anak berhasil memenuhi misi harian. Setiap 3 hari, tim akan berkunjung ke rumah dan memberikan terapi bermain sekaligus penghargaan dalam bentuk Bintang yang lebih besar. Keluarga juga mendapatkan edukasi, konsultasi, dan dukungan emosional melalui berbagai modul dan aplikasi.

“Saat ini kami sedang proses mengajukan HAKI sebanyak lima yaitu tiga buah modul untuk keluarga, pasien, serta tenaga kesehatan, satu manual book, dan dua program komputer berupa WhatsApp Bot Care serta Aplikasi. Semoga PATEN yang kami ajukan sebanyak tiga draft juga disetujui dalam waktu dekat ini,” kata Isal.

Pengembangan “Posturecare” ini telah direkomendasikan dan dikonsultasikan oleh para ahli sebanyak 12 praktisi. Dukungan dari para ahli ini memperkuat kredibilitas dan efektivitas alat ini.

“Dengan PostureCare, diharapkan anak-anak baik dengan kifosis maupun tidak dapat memperoleh tindakan pencegahan sekaligus penanganan yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi di masa depan. Inovasi ini menjadi jawaban terhadap tantangan kesehatan yang muncul akibat perubahan gaya hidup selama pandemi, membawa terobosan dalam terapi dan pemantauan kelainan tulang belakang khususnya pada Kifosis,” kata Farid. (K24)

 

Penulis : Choirul Anam
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro