Bisnis.com, JAKARTA – Mindful eating atau pola makan berkesadaran mulai digandrungi dalam beberapa tahun terakhir.
Pola makan ini dilakukan untuk mengelola kebiasaan makan menjadi lebih baik, seperti membedakan ‘lapar mata’ dengan kebutuhan fisik, hingga menurunkan berat badan.
Mengutip dari Healthline, pola makan berkesadaran berasal dari mindfulness (kesadaran), konsep Buddhis yang membantu Anda mengenali dan mengatasi emosi serta sensasi fisik.
Pada intinya, pola makan berkesadaran mendorong Anda untuk sepenuhnya sadar atas apa yang dikonsumsi, apa yang dibutuhkan oleh tubuh, serta hubungan manusia dengan makanan.
Pada masa kini, kita sering terdistraksi hal lain ketika mengonsumsi sesuatu. Kegiatan makan dilakukan secara otomatis sambil kerja, menggunakan ponsel, hingga menonton televisi.
Ketika mempraktikkan pola makan berkesadaran, Anda menjadikan kegiatan makan sebagai sesuatu yang intensional, bukan otomatis. Anda lebih cepat sadar ketika tubuh telah merasa kenyang. Dengan demikian, tubuh tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan.
Selain itu, mempraktikkan pola makan berkesadaran juga bisa mencegah ‘lapar mata’ dan perilaku konsumtif. Ketika Anda merasakan tanda-tanda rasa lapar secara fisik, barulah mengonsumsi makanan.
Dengan mempelajari pola makan berkesadaran, Anda dapat menjawab kebutuhan tubuh dan perasaan Anda dengan lebih baik, dan dengan demikian menjaga kesehatan fisik dan emosional.
Berikut adalah 6 langkah simpel untuk mulai mempraktikkan pola makan berkesadaran, dilansir dari mindful.org:
1. Makan lebih pelan agar tubuh dan otak sejalan
Menurut WebMD, otak baru mengirim sinyal kenyang sekitar 20 menit setelah Anda makan. Jika Anda makan terlalu cepat, tubuh telat menyadari bahwa kalori dan nutrisi yang Anda terima sudah lebih dari cukup.
2. Kenali tubuh ketika lapar
Rasa lapar dapat muncul karena sinyal emosional atau sinyal fisik. Contoh sinyal emosional adalah stres, kesedihan, atau bahkan rasa bosan. Hal inilah yang membuahkan istilah stress eating.
Ketika mempraktikkan pola makan berkesadaran, mengonsumsi makan dimulai ketika tubuh mengirim sinyal lapar, bukan berdasarkan emosi. Maka, diperlukan pembiasaan untuk mengenali karakteristik tubuh ketika lapar, seperti perut berbunyi, lesu, dan sebagainya.
3. Makan dalam lingkungan yang nyaman
Usaha membuat lingkungan yang nyaman hanya untuk makan dapat dipandang merepotkan. Namun, hal ini mendorong kita untuk lebih peduli akan apa yang kita konsumsi.
Contoh menciptakan lingkungan nyaman, sederhananya, adalah menyisihkan waktu khusus untuk makan. Selain itu, makan bersama orang lain juga dapat membuat Anda menikmati makan dengan lebih pelan. Cara Anda makan pun lebih menyesuaikan dengan lawan bicara, tidak hanya mengikuti emosi dan keinginan.
4. Pahami tujuan makan
Makan yang ideal adalah makanan yang hemat, lezat, dan sehat. Namun, ketika Anda mulai mempraktikkan pola makan berkesadaran, kecenderungan mengutamakan makanan sehat akan lebih besar. Selain itu, hanya mengonsumsi makanan lezat saja dapat mengakibatkan makan dengan berlebihan.
5. Pertimbangkan asal makanan sebelum sampai ke tangan Anda
Dengan hadirnya makanan instan, cepat saji, dan supermarket, manusia semakin tidak terhubung dengan apa yang dikonsumsi.
Jika Anda memahami proses makanan dari produksi, distribusi, hingga dapat dikonsumsi, atau budaya yang membentuk munculnya makanan tertentu, Anda dapat lebih mengembangkan kesadaran tentang segala hal yang dikonsumsi manusia.
Sebagai salah satu cara utama dalam pola makan berkesadaran, langkah ini dapat mendorong Anda untuk lebih bersyukur dan menyadari ketergantungan antara manusia dengan alam.
6. Hindari multitasking saat makan
Apabila Anda mengonsumsi makanan sambil kerja, streaming video, atau membuka media sosial, otak kita semakin sulit memproses sinyal kenyang dari tubuh. Cobalah single-tasking ketika makan, menikmati makanan dan teman makan bersama Anda. (Ilma Rayhana)