Bisnis.com, JAKARTA - Penggumpalan darah atau yang dalam istilah medis disebut trombosis, dapat terjadi di berbagai bagian tubuh.
Dilansir dari timesofindia, penggumpalan darah adalah massa kecil seperti gel yang mengontrol pendarahan dan secara internal menghentikan aliran darah yang menyebabkan situasi yang mengancam jiwa.
Lokasi yang paling umum adalah vena dalam di kaki. Kondisi yang disebut Deep Vein Thrombosis (DVT) ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius jika tidak segera didiagnosis dan diobati. Hal ini terjadi ketika darah di pembuluh darah tidak bergerak cukup cepat.
Pembuluh darah dalam di kaki sangat rentan terhadap pembentukan bekuan darah karena beberapa alasan.
Kaki berada paling jauh dari jantung, sehingga mengharuskan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk mengembalikan darah melawan gravitasi. Berkurangnya aliran darah atau stagnasi dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah.
Tidak aktif dalam waktu lama, seperti penerbangan jauh, istirahat di tempat tidur, atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dapat memperlambat aliran darah di kaki, sehingga meningkatkan risiko pembekuan darah.
Trauma pada kaki atau prosedur pembedahan dapat merusak pembuluh darah sehingga memicu mekanisme pembekuan tubuh sebagai respons alami terhadap cedera.
Kanker, penyakit jantung, obesitas, dan kelainan autoimun tertentu dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, terutama di ekstremitas bawah. Kehamilan, terapi penggantian hormon, dan pil KB dapat meningkatkan risiko pembekuan darah karena peningkatan kadar estrogen, sehingga berdampak lebih jelas pada pembuluh darah kaki.
Sebuah penelitian pada tahun 2018 menyoroti hubungan antara tinggi badan dan pembekuan darah. “Orang yang lebih tinggi memiliki luas permukaan vena yang lebih besar dan mungkin lebih banyak katup vena, sehingga memungkinkan area yang lebih luas di mana trombus dapat terbentuk. Memang, sebagian besar trombus terbentuk di kantong katup vena dalam di ekstremitas bawah di mana aliran darah terhenti,” kata para peneliti.
Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2017 di jurnal Circulation: Cardiovaskular Genetics juga menemukan hubungan antara pembekuan darah dan tinggi badan. Para peneliti menemukan bahwa pria yang tingginya di bawah 5 kaki 3 inci memiliki risiko VTE 65 persen lebih rendah dibandingkan dengan pria yang tingginya 6 kaki 2 inci atau lebih tinggi.
Perhatian medis segera diperlukan jika Anda memperhatikan:
- Tiba-tiba bengkak, nyeri, atau kemerahan di kaki
- Sesak napas
- Nyeri dada, terutama saat bernapas dalam-dalam
- Detak jantung cepat
Cara mencegah penggumpalan darah di kaki
Mencegah DVT melibatkan penyesuaian gaya hidup, intervensi medis, dan kesadaran:
- Aktivitas fisik yang teratur meningkatkan aliran darah. Usahakan untuk melakukan olahraga sedang setidaknya 30 menit setiap hari.
- Berjalan-jalan pendek atau lakukan peregangan setiap jam selama penerbangan panjang, naik mobil, atau bekerja di meja.
- Hidrasi yang cukup menjaga kekentalan darah, mengurangi risiko penggumpalan darah.
- Hal ini dapat meningkatkan sirkulasi di kaki, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat DVT atau selama perjalanan jauh.
- Obesitas meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, meningkatkan risiko penggumpalan darah.
- Kendalikan diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup.
- Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah.