Ilustrasi rokok elektrik. Dok Freepik
Health

Rokok Elektronik Diklaim Picu Kebiasaan Merokok, Ini Faktanya

Rio Sandy Pradana
Rabu, 28 Mei 2025 - 21:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Rokok elektronik sebagai bagian dari produk tembakau alternatif yang diklaim bisa memicu kebiasaan merokok tidak didukung dengan bukti ilmiah.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Budiyanto, mengatakan faktanya produk tembakau alternatif digunakan para perokok dewasa yang ingin mengurangi kebiasaan merokoknya. Terlebih, produk tersebut bukan untuk remaja atau non-perokok.

“Produk tembakau alternatif secara desain dan tujuan utamanya ditujukan untuk perokok dewasa yang ingin mencari opsi yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok,” kata Budiyanto dalam keterangannya, Rabu (28/5/2025).

Dia menuturkan riset produk tembakau alternatif di Indonesia pernah dilakukan saat APVI berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melihat faktor risiko penggunaan produk tembakau alternatif.

Hasilnya menunjukkan bahwa produk ini memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok, khususnya dari sisi kandungan senyawa toksik dan dampaknya terhadap sistem pernapasan.

"Namun tentu ini bukan berarti tanpa risiko, melainkan lebih rendah dan tetap harus digunakan secara bertanggung jawab,” ujarnya.

Berdasarkan hasil riset BRIN, produk tembakau alternatif terbukti memiliki risiko yang jauh lebih rendah. Hal ini terbukti pada hasil uji kadar 9 zat yang harus dibatasi kandungannya sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Hasil uji tersebut menunjukkan sebagian dari 9 zat tersebut tidak ditemukan di produk tembakau alternatif. Zat-zat tersebut adalah acetaldehyde, acrolein, benzene, benzoapyrene, 1,3-butadiene, carbon monoxide (CO), formaldehyde, N-nitrosonornicotine (NNN), dan 4-(Methylnitrosamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK).

Budiyanto akan memaksimalkan hasil riset BRIN untuk program edukasi publik, khususnya perokok dewasa yang masih mencari cara efektif untuk berhenti dari kebiasaannya. Tak hanya itu, APVI juga akan menyampaikan hasil kajian tersebut kepada pemerintah agar dapat menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan yang didasarkan pada riset dan bukti ilmiah.

Belum lama ini, studi bertajuk Electronic cigarettes and subsequent cigarettes smoking in young people: A systematic review yang dipublikasikan pada Januari 2025, menunjukkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik/vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, tidak menjadi pintu masuk ke kebiasaan merokok.

Studi ini melibatkan tinjauan skala besar dengan menganalisis 123 penelitian dan sekitar 4 juta peserta di bawah usia 29 tahun di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat.

Dari sejumlah studi besar yang ditinjau, ditemukan bahwa saat penggunaan rokok elektronik meningkat, tingkat merokok justru cenderung menurun. Sebaliknya, ketika akses terhadap rokok elektronik dibatasi, angka merokok tampak naik. Meski begitu, tidak semua studi menunjukkan pola yang sama, beberapa melaporkan hasil sebaliknya.

Di Amerika Serikat, kebiasaan merokok di kalangan remaja telah menurun secara bertahap selama bertahun-tahun. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan penurunan tajam pada siswa sekolah menengah yang melaporkan kebiasaan merokok dalam 30 hari terakhir, yakni dari 15,8% pada 2011 menjadi 4,6% pada 2020 dan hanya 1,7% pada 2024.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro