Bisnis.com, JAKARTA—Secara umum, penanganan masalah tulang belakang terbagi dua yakni konvensional dan operatif. Konvensional terbagi lagi menjadi non farmakologis (latihan terapeutik, terapi manual, traksi, ultrasound therapy, diathermy dan lainnya) dan farmakologis.
Sementara penanganan melalui jalur farmakologis menggunakan obat-obatan, dari obat oles sampai obat makan maupun injeksi. Selain itu, adapula prosedur pembedahan.
"Pemakaian masing-masing terapi sangat bergantung pada kondisi dan keparahan penyakit. Bisa saja pasien berobat sudah dalam kondisi membutuhkan obat atau malah operasi, bila hal tersebut yang didapatkan, pasien harus disarankan menjalankan terapi tersebut," jelas Ferius.
Sebelum dokter melakukan tindakan pengobatan pada kasus nyeri tulang belakang, biasanya ia akan memeriksa pasien dan menanyakan riwayat keluhannya.
"Dokter akan menanyakan lokasi nyeri, penjalaran, sifat nyeri, apakah seperti pegal, linu, ditusuk-tusuk, panas terbakar dan sebagainya, apakah terus menerus atau hilang timbul, sudah berapa lama, hal yang mencetuskan atau mengurangi nyeri ( misalnya: apakah duduk menghilangkan nyeri atau malah mencetuskan nyeri), dan beberapa pertanyaan lain," kata dia.
Selanjutnya, informasi itu akan mengarahkan dokter pada diagnosis dan penyebab nyeri. Pasien pun akan menjalani pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, USG, MRI dan sebagainya.
"Untuk menentukan terapi yang tepat, dokter harus menentukan diagnosisnya. Semakin akurat diagnosis yang didapat, semakin akurat terapi yang diberikan, semakin efektif hasilnya," tutur Ferius.
Selain itu, dokter juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi umum lainnya, kontraindikasi lalu, bila ingin melakukan terapi manual, harus dipastikan stabilitas tulang belakang dalam keadaan baik.
Health