Bisnis.com, JAKARTA - Nama Rinaldy A.Yunardi, 46, sudah tidak asing lagi di kalangan pencinta mode, karena sebagai desainer aksesori, Rinaldy sering mendukung peragaan busana perancang mode papan atas Tanah Air.
20 tahun sudah, pria kelahiran Medan itu berkarya di dunia desain aksesori. Dalam merangka merayakan 20 Tahun Rinaldy berkarya, dia mengadakan pameran bertajuk 20 Years Rinaldy A. Yunardi di Promenade Senayan City, 15-24 April 2016.
Para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut dapat menyaksikan mahakarya Rinaldy. Sedikitnya 30 karyanya di pamerkan, 10 di antara desain yang avant-garde di pamerkan di area Promenade.
Aksesori yang dipamerkan itu mewakili kilas balik yang dianggap cukup menggambarkan tahapan perkembangan gagasan Rinaldy. Setiap koleksi yang dipamerkan itu dibubuhi tahun produksi.
Awal karyanya dimulai dengan membuat tiara (mahkota) pada 1996. Ternyata peminatnya banyak, sehingga menambah semangat Rinaldy untuk berkreasi mewujudkan kalung, gelang, cincin, head piece, dan hiasan pendukung peragaan busana lainnya.
Karya Rinaldy tidak hanya terpaut dari satu bahan, namun banyak ragam yang digunakan untuk berkreasi untuk mewujudkan impiannya. Hal itu terlihat dari head piece yang dipamerkan.
Awalnya, dia menggarap bahan akrilik, lalu mencoba dengan bahan kawat, paper clay, ijuk, tali, bulu, kertas, rambut, kayu dan lainnya. Media yang digunakan juga tidak terbatas.
Salah satu karyanya di tahun 2002, diwujudkan dari bahan bebatuan alam dalam negeri. Bentuknya juga beragam, ada yang bentuk anyaman, bentuk ukiran, suasana musim dinginyang ranting-rantingnya dipenuhi dengan tiara kecil-kecil seperti salju.
Bahkan ada aksesori yang dilengkapi dengan teknologi Intel, yang dapat menggerakan perhiasan itu.
“Semua perhiasan yang dipamerkan yang terbaik yang mempunyai keunikan yang berbeda-beda,” kata Rinaldy di sela-sela peresmian pembukaan pameran tersebut.
Kepiawaian Rinaldy membuat aksesori membuahkan penghargaan antara lain sebagai The Best Accessories Designer of The Year 2004 versi Nokia Fashion Award, lalu peragaan tunggal Cakra Manggilingan pada 2008 dan peragaan bertajuk The Lady Warrior pada 2015 di Dewi Fahion Knight dalam perhelatan Jakarta Fashion Week.