Bisnis.com, JAKARTA - Dokter dan peneliti tengah berupaya memahami dasar-dasar virus corona atau Covid-19, termasuk cara penularan dan memengaruhi tubuh, hingga mencari vaksin.
Beberapa pertanyaan terbesar saat ini mengangkat banyak soal penularannya. Berapa lama infeksi bertahan dan mungkinkah seseorang terjangkit Covid-19 dua kali.
Dilansir melalui Huffpost, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengatakan bahwa seseorang dianggap paling menular ketika mereka menunjukkan gejala paling parah.
Di luar itu, bagaimanapun, CDC tidak memiliki banyak panduan resmi tentang periode penularan Covid-19, maupun tentang periode awal atau lamanya periode pelepasan virus atau 'viral shedding'.
Istilah itu mengacu pada rentang waktu di mana seseorang yang terinfeksi virus mengeluarkannya dari tubuh mereka melalui sekresi yang, dalam kasus Covid-19, berarti ketika mereka batuk dan bersin.
"Orang-orang [yang terjangkit virus] tampaknya paling menular satu hingga dua hari sebelum jatuh sakit, dan selama satu atau dua pekan setelah jatuh sakit," ujar Stephen Gluckman, direktur medis Penn Global Medicine, seperti dikutip melalui Huffpost, Jumat (13/3/2020).
Kerangka waktu ini umumnya berlaku untuk semua penyakit menular, bukan hanya Covid-19. "Seiring kondisi tubuh membaik, jumlah virus yang tersebar ikut menurun," kata Gluckman.
Belum jelas apakah mungkin seseorang dapat tertular virus corona lebih dari satu kali.
Seringkali, ketika ketika terinfeksi oleh virus tertentu, tubuh mengembangkan antibodi pelindung yang membantu mencegah infeksi berulang. Begitulah cara, misalnya, vaksinasi flu bekerja.
Peter Jung, asisten profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Texas di Houston, menilai kemungkinan infeksi ulang pada anak-anak.
Menurutnya, kebanyakan anak-anak kemungkinan mengembangkan setidaknya kekebalan jangka pendek terhadap virus corona spesifik yang menyebabkan Covid-19.
"Namun seperti halnya flu dapat bermutasi, begitu juga COVID-19, yang akan membuat seseorang rentan untuk mendapatkan kembali infeksi," ujar Jung.
Para ahli merasa bahwa kemungkinan besar setelah seseorang terkontraksi dengan Covid-19, mereka tidak akan tertular lagi. Menurut Gluckman, virus corona sudah ada sejak lama dan banyak spesies, bukan hanya manusia, yang dapat terjangkit.
Secara umum, ketika tubuh telah terjangkit virus corona lain, seseorang akan menjadi imun. "Kami tidak punya cukup data untuk virus corona kali ini, tapi ada kemungkinan [seseorang menjadi imun]," tambahnya.
Namun pada saat ini, pada dasarnya tidak ada manusia yang memiliki antibodi yang pada akhirnya mungkin melindungi terhadap infeksi perdana atau infeksi ulang.
"Karena Covid-19 sangat baru, pada dasarnya tidak ada kekebalan terhadap virus saat ini," ujar Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC.
Pencegahan tetap menjadi pertahanan terbaik.
Atas rekomendasi CDC, cuci tangan sesering mungkin. Hindari kontak langsung dengan orang sakit. Beri jarak antara Anda dan orang lain jika Covid-19 menyebar di lingkungan sekitar. Perbaharui informasi terkait penyebaran virus, dampaknya dan bagaimana caranya menjaga diri agar tetap sehat.