Ibu hamil/Antara
Health

Ibu Hamil yang Kena Covid-19 Masih bisa Transfer Antibodi ke Janin

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 2 Februari 2021 - 14:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics mengklaim bahwa ibu yang terinfeksi COVID-19 selama kehamilan mereka dapat mentransfer antibodi ke janin mereka melalui plasenta.

Penelitian tersebut mengambil sampel darah dari lebih dari 1.470 wanita hamil di Rumah Sakit Pennsylvania antara April dan Agustus 2020, di mana mereka menemukan dan menganalisis antibodi COVID-19 pada 83 ibu baru. Diketahui bahwa sekitar 87% bayi mereka yang baru lahir menunjukkan laporan antibodi COVID di tali pusar mereka.

Jumlah dan sifat antibodi pada bayi baru lahir bergantung pada jenis dan jumlah antibodi yang ada pada ibu selama kehamilannya.

Menurut para peneliti dari studi tersebut, temuan mereka menunjukkan potensi antibodi yang diturunkan dari ibu untuk memberikan perlindungan neonatal dari infeksi SARS-CoV-2 dan akan membantu menginformasikan pedoman manajemen neonatal dan desain uji coba vaksin selama kehamilan. Demikian dilansir dari Times of India.

Peran Imunoglobulin G (IgG)

Immunoglobulin G (IgG) adalah sejenis antibodi yang ditemukan dalam darah tali pusat yang membantu melindungi tubuh dari berbagai infeksi.

Sesuai penelitian terbaru, imunoglobulin G (IgG) terdeteksi pada 83 dari 1.471 wanita (6%) saat melahirkan, dan IgG ditemukan dalam darah tali pusat dari 72 dari 83 bayi baru lahir (87%). Ini mencerminkan tingkat IgG yang sama pada ibu dan bayi baru lahir.

11 bayi yang dites negatif untuk antibodi tersebut disebabkan oleh rendahnya kadar IgG pada ibu mereka atau karena rendahnya jumlah produksi antibodi oleh ibu.

Sebaliknya, tidak ada antibodi IgM, yang merupakan antibodi pertama yang muncul sebagai respons terhadap paparan awal antigen, ditemukan dalam darah tali pusat ibu, yang menunjukkan bahwa ibu tidak menginfeksi anaknya selama kehamilan karena antibodi IgM tidak dapat ditemukan. ditransfer melalui plasenta.

Yang mengatakan, menurut para peneliti, "Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah antibodi SARS-CoV-2 melindungi terhadap infeksi bayi baru lahir; jika demikian, pada konsentrasi apa; dan apakah kinetika transplasental dari antibodi yang diperoleh dari vaksin serupa dengan yang diperoleh secara alami. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro