Bisnis.com, JAKARTA - Seperti banyak diketahui, penyakit diabetes karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin. Diabetes dipicu dari faktor genetik atau gaya hidup yang tidak baik. Kemudian, banyak penyakit berbahaya muncul menyertainya, salah satunya Ulkus.
Prof. Mardi Santoso, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, menjelaskan ulkus adalah suatu kondisi yang sering dialami oleh penderita diabetes, bahkan membuat penderita diabetes di Indonesia yang belum sadar akan bahaya tersebut harus menjalankan amputasi.
"Kondisi ulkus ditandai dengan munculnya luka yang disertai keluarnya cairan berbau tidak sedap dari kaki. Di era sebelum canggih seperti saat ini, hampir setiap rumah sakit Indonesia menangani kasus amputasi karena ulkus," papar Mardi secara virtual pada acara Daewoong Media Day, Selasa (6/4/2021).
Ulkus umumnya terjadi pada bagian kaki karena anggota tubuh tersebut paling sering bergerak dan menopang beban tubuh sehingga mudah terluka. Misalnya salah menggunakan sepatu atau cara berjalan yang kurang tepat, hal itu akan membuat kaki tergesek sehingga membetuk luka.
Luka penderita diabetes berbeda pada luka yang dialami kebanyakan orang. Dibutuhkan penanganan khusus untuk menyembuhkan luka tersebut.
Saat penderita diabetes memiliki luka akan sulit sembuh yang disebabkan oleh kemampuan tubuh yang sulit mengendalikan kadar glukosa, sehinggga luka akan lama mengering, bahkan cenderung infeksi. Bila dibiarkan, akan semakin melebar dan menggerogoti anggota tubuh yang lain.
Mardi mengatakan saat sudah infeksi tersebut pasien divonis ulkus, dan tak bisa diberikan penanganan yang standar karena itu merupakan kondisi parah.
Maka dari itu, sekecil apapun luka yang di dapat oleh penderita diabetes diharuskan melakukan penindakan dengan serius dan hati-hati.
Untuk penanganan ulkus bisa ditangani dengan beberapa cara langkah medis seperti debridemen yaitu mengangkat bagian yang luka, perawatan ulkus, mengurangi tekanan pada kaki, perbaikan iskhemia, penanganan infeksi, pengendalian komplikasi, koreksi bedah dan edukasi pasien.
"Beberapa penanganan yang diberikan dari pihak medis tergantung dari kondisi si pasien tersebut. Namun yang paling penting adalah untuk selalu hidup sehat agar terhindar dari diabetes," tandas Mardi.