Bisnis.com, JAKARTA - Eczema atau eksim merupakan suatu masalah pada kulit. Tidak hanya orang dengan kulit sensitif, eksim bisa diderita siapa saja.
Dilansir dari Healthline, kondisi kulit yang umum ini menyebabkan kulit gatal, merah, kering, dan teriritasi. Eksim memiliki berbagai jenis dan itu bisa ditentukan dari jenis ruam dan bagian tubuh munculnya eksim. Orang yang menderita eksim adalah anak-anak hingga orang dewasa.
Menurut National Eczema Association, 10 persen populasi akan mengalami kondisi kulit tersebut selama hidup mereka. Berikut tingkat prevalensi terkena eksim di antara beberapa ras dan etnis.
- 11 persen orang kulit putih
- 10 persen orang kulit hitam
- 13 persen orang Asia atau Kepulauan Pasifik
- 13 persen penduduk asli Amerika
Eksim yang paling umum juga disebut sebagai dermatitis atopik. Atopik mengacu pada alergi. Orang dengan eksim sering memiliki alergi atau asma bersamaan dengan kulit gatal, merah, atau hiperpigmentasi. Setiap jenis eksim, termasuk dermatitis atopik dan dermatitis kontak, memiliki gejala yang berbeda. Pengobatan dapat bergantung pada penyebabnya.
Berikut jenis-jenis eksim beserta gejala dan penyebabnya.
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah bentuk eksim yang paling umum. Biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, dan seringkali menjadi lebih ringan atau hilang saat dewasa. Dermatitis atopik adalah bagian dari triad atopik. Dua penyakit lainnya dalam triad adalah asma dan demam. Banyak orang dengan dermatitis atopik memiliki ketiga kondisi tersebut. Berikut gejala yang dialami pada dermatitis atopik.
- Ruam sering terbentuk di lipatan siku atau lutut
- Kulit di area ruam muncul dapat menjadi lebih terang, lebih gelap, atau menjadi lebih tebal
- Benjolan kecil dapat muncul dan mengeluarkan cairan jika digaruk
- Bayi akan sering mengalami ruam di kulit kepala dan pipi
- Kulit bisa terinfeksi jika ruam digaruk
Eksim paling umum ini terjadi ketika penghalang alami kulit terhadap unsur-unsur melemah. Hal ini membuat kulit kurang mampu melindungi tubuh dari iritasi dan alergi. Penyebab terjadinya kondisi ini adalah gen, kulit kering, masalah sistem kekebalan tubuh, dan lingkungan.
2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak biasanya ditandai dengan kulit merah, teriritasi, bersisik tebal yang disebabkan oleh reaksi terhadap zat yang disentuh. Dermatitis kontak ada dua jenis, yakni alergi dan iritan. Berikut gejala-gejala yang dialami pada dermatitis kontak.
- Kulit gatal, memerah, hiperpigmentasi atau merah muda, ruam ungu, terbakar, dan tersengat.
- Biduran
- Lepuh berisi cairan yang dapat keluar dan mengeras.- Kulit bisa menebal dan terasa bersisik atau kasar
Dermatitis kontak terjadi ketika Anda menyentuh zat yang mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. Zat-zat tersebut biasanya ada pada deterjen, pemutih, perhiasan, getah, make up, asap, dan lainnya.
3. Eksim dishidrotik
Eksim dishidrotik menyebabkan lepuh kecil di tangan dan kaki. Eksim jenis ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Selain lepuh, gejalanya bisa berupa kulit bersisik, retak, dan mengelupas. Eksim dishidrotik disebabkan oleh alergi, tangan dan kaki yang lembab, paparan zat, dan merokok.
4. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik menyebabkan bercak bersisik dan berminyak pada kulit berbentuk serpihan seperti ketombe. Biasanya muncul di garis rambut, kulit kepala, punggung atas, hidung, dan selangkangan. Pada bayi, biasanya eksim ini tidak muncul kembali di kemudian hari. Namun, dermatitis seboroik dapat menjadi masalah kulit yang berkelanjutan pada remaja dan orang dewasa.
Untuk orang dewasa dan remaja, gejalanya bisa datang dan pergi. Gejala mungkin menghilang untuk sementara, biasanya di musim panas, tetapi kembali ketika musim berganti dan udara kembali dingin dan kering. Berikut gejala-gejalanya.
- Bercak sisik putih atau kuning bersisik di kulit berminyak
- Kulit mengelupas yang lebih sering terjadi pada wajah dan kulit kepala
- Pada orang dengan kulit coklat tua atau hitam, bercak mungkin lebih gelap dari kulitnya, tetapi pada orang dengan kulit putih, bercak bisa lebih terang.
Dermatitis seboroik berkembang melalui kombinasi faktor lingkungan dan genetik. Contohnya seperti stres, penyakit, dan jamur. Pemicu lainnya adalah perubahan hormon, bahan kimia, cuaca, dan lainnya.