Bisnis.com, JAKARTA -- Seorang dokter yang juga merupakan Puteri Indonesia DKI Jakarta 2023 mengungkapkan penyebabnya mengidap vitiligo, yang menyebabkan warnya kulitnya berubah memudar dan bercak.
Apa itu vitiligo dan apa pemicunya?
Dokter Salma Kyana berbagi ceritanya melalui akun TikToknya, mengidap vitiligo baru sekitar 4 sampai 5 tahun lalu karena mengkonsumsi suplemen yang dijual oleh MLM, dan bukan dari apoteker atau dokter.
Dia mengklaim dalam suplemen tersebut berisi berbagai bahan herbal, ekstrak tumbuhan, dan bukan berisi vitamin-vitamin.
Meskipun herbal, ternyata suplemen tersebut dapat memicu autoimun dan menjadi penyebab vitiligo. Salma juga mengatakan bahwa kondisi ini tidak bisa sembuh.
Lantas apa saja yang menjadi pemicu vitiligo?
Mengutip NHS, vitiligo disebabkan oleh hilagnya pigmen di kulit bernama melanin. Melanin diproduksi oleh sel kulit yang dsiebut melanosit, yang memberi warna pada kulit.
Bagi pengidap vitiligo, melanosit dalam kulit tidak bisa bekerja menghasilkan melanin, sehingga menyebabkan bercak putih pada kulit hingga rambut.
Vitiligo merupakan kondisi autoimun, di mana imun tidak bekerja dengan baik dan alih-alih menyerang sel asing seperti virus, sistem imun justru menyerang sel sehat dan jaringan di dalam tubuh. Dalam kasus vitiligo, sistem imun justru menyerang sel kulit melanosit yang memproduksi melanin.
Vitiligo terbagi menjadi dua, yakni vitiligo non-segmental, yang risikonya bisa meningkat jika ada beberapa faktor seperti keturunan dari keluarga yang mengidap vitiligo, ada kondisi autoimun lain, mengidap kanker kulit atau melanoma, dan ada perubahan genetik.
Sementara itu, yang kedua vitiligo segmental, disebabkan oleh neurokimia yang dihasilkan dari ujung saraf di kulit. Senyawa kimia ini bisa meracuni sel kulit melanosit.
Apa saja pemicunya?
Vitiligo bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti stres, kerusakan pada kulit seperti terbakar sinar matahari parah atau luka, perubahan hormonal, masalah pada hati atau ginjal, dan terpapar senyawa kimia tertentu.
Adapun, vitiligo tidak memiliki gejala sakit tertentu dan tidak disebabkan ndari infeksi atau tertular.