Pemeriksaan diabetes/istimewa
Health

Kenali 9 Gejala Umum Penyebab Hiperglikemia Nondiabetes

Redaksi
Selasa, 31 Oktober 2023 - 12:15
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG – Gula darah tinggi atau hiperglikemia umumnya terjadi pada penderita diabetes tipe 1 atau 2. Namun, penyakit ini juga dapat terjadi pada mereka yang bukan penderita diabetes.

Pada orang yang tidak menderita diabetes, penyebab kenaikan gula darah ini bisa disebabkan oleh kondisi media kronis, gangguan hormon, atau obat-obatan tertentu.

Selain itu, riwayat keluarga atau faktor genetik dan gaya hidup tertentu juga dapat berkontribusi pada hiperglikemia nondiabetes, gula darah tinggi pada orang yang tidak terdiagnosis diabetes.

Hiperglikemia nondiabetes dapat terjadi sebagai gejala awal diabetes. Gejala gula darah tinggi tanpa diabetes meliputi:
- Sakit kepala
- Meningkatnya rasa haus atau lapar
- Sering buang air kecil (kencing)
- Kelelahan yang parah
- Penglihatan kabur
- Detak jantung yang cepat
- Kesemutan, rasa terbakar, atau mati rasa di tangan atau kaki
- Sering mengalami infeksi atau luka yang lambat sembuh
- Penurunan berat badan yang tidak wajar

Penyebab Umum Hiperglikemia Nondiabetes

Melansir laman Verywell Health, Selasa (31/10/2023), berikut adalah sembilan penyebab umum hiperglikemia nondiabetes yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu metabolisme antara pankreas (yang memproduksi insulin) dan hati (yang memproduksi glukosa).

1. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing adalah kelainan yang disebabkan oleh kelebihan sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Kondisi ini dapat menyebabkan kelenjar adrenal memproduksi kortisol (hormon stres utama tubuh) dalam jumlah yang berlebihan.

Ketika terlalu banyak kortisol yang dilepaskan, kortisol dapat melawan efek insulin dan menyebabkan resistensi insulin. Hal ini juga dapat menurunkan jumlah insulin yang dilepaskan oleh pankreas.

Adenoma hipofisis, tumor jinak yang biasanya menyerang kelenjar hipofisis, adalah penyebab sindrom Cushing pada lebih dari 70% kasus. Penggunaan obat steroid seperti prednison dalam jangka waktu lama juga dapat meningkatkan risiko secara signifikan.

2. Penyakit Pankreas

Penyakit pada pankreas seperti pankreatitis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik dapat menyebabkan hiperglikemia karena sel-sel pankreas rusak dalam kondisi ini.

Dengan peradangan dan kerusakan pada pankreas, sel-sel pankreas tidak lagi dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk menghilangkan glukosa dari darah untuk mengontrol gula darah.

3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur dan sering kali berlebihan. Ini adalah kelainan endokrin yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi.

Orang dengan PCOS memiliki ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan kadar testosteron, insulin, dan protein inflamasi yang disebut sitokin yang dilepaskan dari jaringan lemak.

Meskipun kadar insulin meningkat, orang dengan PCOS mengalami resistensi insulin karena hormon insulin mereka tidak dapat menyerap glukosa dengan baik.

Reseptor insulin pada orang dengan PCOS tidak dapat secara efisien mengikat insulin. Karena insulin mengangkut glukosa, kelebihan glukosa tetap berada di dalam aliran darah sehingga menyebabkan hiperglikemia.

4. Trauma

Tekanan fisik pada tubuh, termasuk trauma, luka bakar, dan cedera lainnya, dapat menyebabkan gula darah tinggi dengan mengubah cara glukosa bermetabolisme.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 95.000 orang menemukan bahwa kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian setelah insiden trauma.

Hiperglikemia yang disebabkan oleh stres terjadi ketika respons fight-or-flight tubuh memicu pelepasan kortisol dan hormon stres lain yang dikenal sebagai epinefrin (adrenalin). Epinefrin meningkatkan produksi glukosa, sementara glukosa menghalangi efek insulin.

Tekanan fisik juga menyebabkan tubuh melepaskan protein inflamasi yang dikenal sebagai sitokin yang melawan insulin dan menyebabkan resistensi insulin.

5. Operasi dan Stres

Perubahan metabolisme glukosa yang terjadi akibat stres fisik pada tubuh juga dapat terjadi setelah operasi.

Hingga 30% orang dapat mengalami hiperglikemia yang disebabkan oleh stres setelah operasi, dengan kadar glukosa darah yang tetap tinggi setelah pulang dari rumah sakit.

Peningkatan gula darah setelah operasi dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko diabetes atau kondisi serius lainnya.

6. Infeksi

Hiperglikemia yang disebabkan oleh stres juga dapat diakibatkan oleh stres fisik akibat infeksi, seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih. Peningkatan kadar hormon stres kortisol yang terjadi pada infeksi menghalangi kemampuan insulin untuk membuang kelebihan glukosa dari aliran darah, sehingga tubuh tetap berada dalam kondisi gula darah yang tinggi.

Glukosa darah yang tinggi juga diakibatkan oleh infeksi sebagai reaksi normal untuk mendukung kebutuhan organ-organ tubuh seperti otak, ginjal, dan sel darah merah yang bergantung pada glukosa sebagai energi untuk membantu respons sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.

7. Efek samping obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti vasopresor,imunosupresan, dan kortikosteroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Obat-obat ini mengaktifkan enzim yang meningkatkan kadar glukosa darah dan mengganggu pelepasan serta kerja insulin untuk mengambil glukosa dari darah.

Pasien rawat inap yang menerima nutrisi melalui infus mungkin juga berisiko tinggi mengalami hiperglikemia, karena cairan infus mengandung larutan gula untuk membantu memulihkan keseimbangan elektrolit.

Konsentrasi cairan ini harus dipantau secara hati-hati pada orang yang sakit atau dalam masa pemulihan dari operasi atau cedera untuk mencegah lonjakan gula darah lebih lanjut.

8. Obesitas

Gula darah tinggi berhubungan dengan obesitas karena kelebihan sel lemak mengganggu keseimbangan glukosa dan insulin.

Kelebihan sel lemak yang disebut adiposit melepaskan protein inflamasi, seperti interleukin dan faktor nekrosis tumor, yang meningkatkan daya tahan tubuh terhadap insulin dengan cara mengaktifkan proses yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi dan melepaskan insulin ketika gula darah tinggi.

Sel-sel lemak yang berlebih juga menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi atau disimpan sebagai glikogen di dalam otot rangka.

Pada penderita obesitas, peningkatan lipid, atau molekul asam lemak dapat mengaktifkan jalur yang mengganggu sinyal insulin di dalam otot.

9. Genetika

Riwayat diabetes pada keluarga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hiperglikemia. Meskipun diabetes dapat dicegah melalui pola makan dan gaya hidup, gangguan sensitivitas insulin dapat menurun dalam keluarga dan dapat membuat seseorang lebih rentan terkena gula darah tinggi.

Ibu hamil juga dapat mengalami diabetes gestasional, sering kali antara 24 dan 28 minggu kehamilan, karena perubahan hormon yang memengaruhi cara glukosa dimetabolisme dalam tubuh.

Pengaruh hormon kehamilan dapat mengganggu kemampuan insulin untuk membuang kelebihan glukosa dari darah, sehingga menyebabkan gula darah tetap tinggi. (Kresensia Kinanti)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro