Bisnis.com, JAKARTA - Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, selain dikenal baik untuk kekebalan tubuh, sejak lama vitamin C juga dikenal sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas.
Manfaat lainnya dari vitamin C adalah untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan tulang, membantu penyembuhan luka, serta meningkatkan produksi kolagen yang berfungsi untuk pemeliharaan jaringan tubuh.
Dilansir dari Harvard.edu, Vitamin C, atau asam askorbat, adalah vitamin yang larut dalam air. Artinya larut dalam air dan dikirim ke jaringan tubuh tetapi tidak disimpan dengan baik, sehingga harus dikonsumsi setiap hari melalui makanan atau suplemen.
Bahkan sebelum ditemukan pada tahun 1932, para ahli nutrisi telah mengetahui bahwa kandungan dalam buah jeruk dapat mencegah penyakit kudis, penyakit yang membunuh dua juta pelaut antara tahun 1500 dan 1800.
Vitamin C berperan dalam mengendalikan infeksi dan menyembuhkan luka, serta merupakan antioksidan kuat yang dapat menetralisir radikal bebas berbahaya.
Hal ini diperlukan untuk membuat kolagen , protein berserat dalam jaringan ikat yang terjalin di berbagai sistem dalam tubuh: saraf, kekebalan, tulang, tulang rawan, darah, dan lain-lain. Vitamin membantu membuat beberapa hormon dan pembawa pesan kimia yang digunakan di otak dan saraf.
Walaupun mengonsumsi vitamin ini dalam jumlah besar bukanlah hal yang aneh, berapa jumlah optimal yang diperlukan untuk menjaga Anda tetap sehat, dan apakah mengonsumsi terlalu banyak dapat menjadi kontraproduktif?
Jumlah yang Direkomendasikan
RDA: Tunjangan Diet yang Direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 19 tahun ke atas adalah 90 mg setiap hari untuk pria dan 75 mg untuk wanita. Untuk kehamilan dan menyusui, jumlahnya masing-masing meningkat menjadi 85 mg dan 120 mg setiap hari. Merokok dapat menguras kadar vitamin C dalam tubuh, sehingga disarankan tambahan 35 mg di luar RDA bagi perokok.
UL: Tingkat Asupan Atas yang Dapat Ditoleransi adalah asupan harian maksimum yang tidak menimbulkan efek berbahaya pada kesehatan. UL untuk vitamin C adalah 2000 mg setiap hari; mengonsumsi lebih dari jumlah ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan diare. Hanya dalam skenario tertentu, seperti di bawah pengawasan medis atau dalam uji klinis terkontrol, terkadang jumlah yang lebih tinggi dari UL digunakan.
Vitamin C bisa diperoleh melalui makanan ataupun suplemen kesehatan yang mengandung vitamin C.
Bahkan, rasa dari vitamin C yang ditawarkan dalam suplemen biasanya memiliki rasa yang beragam.
Tapi, meskipun memiliki varian rasa, kandungan vitamin C di dalamnya juga tetaplah tinggi.
Dan untuk diketahui, biasanya suplemen vitamin C ini memiliki rasa asam. Ini karena secara kimiawi, vitamin C memang memiliki sifat asam yang bernama askorbat.
Bahkan pada vitamin C tingkat keasaman atau pH berada di antara dua dan empat.
Sedangkan tingkat keasaman dinilai dari angka satu hingga 15, dan keasaman tingkat tujuh adalah yang dikatakan netral.
Lalu sesuatu yang memiliki pH di bawah tujuh, umumnya juga akan memiliki rasa asam yang tinggi.
Semisal, salah satu produsen Vitacimin yang baru saja meluncurkan varian rasa Juicy Blueberry dan Tropical Fruit Punch.
Inge Samadi, Presiden Direktur, PT. Takeda Indonesia mengatakan varian rasa ini merupakan permintaan konsumen untuk rasa Vitacimin yang lebih beragam.
"Produk kami juga menggunakan formulasi dari Jepang dan diproduksi secara lokal di pabrik Takeda di Indonesia menggunakan mesin dengan teknologi terbaru untuk menghasilkan produk berkualitas dan memenuhi standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan standar nasional Badan POM dengan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Republik Indonesia," ujarnya.
Dia mengatakan untuk memperkenalkan manfaat vitamin C, meeka juga sengaja melakukan edukasi salah satunya dengan menggelar Vitacimin Color Run 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
