Bisnis.com, JAKARTA - Masih di awal tahun, banyak orang yang baru mau memulai perjalanan agar bisa lebih sehat, misalnya dengan hanya mengonsumsi sayur dan atau banyak berolahraga.
Namun, dengan begitu banyak informasi kesehatan dan kebugaran yang saling bertentangan di luar sana, sangat mudah untuk terjebak dalam kebiasaan yang tampaknya "sehat", padahal sebenarnya dapat menghalangi Anda mencapai tujuan Anda, yaitu menjadi lebih sehat.
Meskipun sebagian besar kebiasaan ini tidak buruk, namun dapat membahayakan kesehatan jika dilakukan secara tidak tepat.
Menggutip Eating Well, berikut ini beberapa kebiasaan "sehat" yang bisa jadi buruk
1. Mengurangi Karbohidrat
Meskipun diet rendah karbohidrat seperti keto sedang populer, tapi membatasi seluruh kelompok makronutrien secara drastis dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan mungkin bukan pendekatan jangka panjang yang baik untuk kesehatan Anda.
Daripada mengurangi semua atau tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali, buatlah perubahan berkelanjutan pada kebiasaan makan Anda dengan memilih lebih banyak biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran daripada biji-bijian olahan. Namun, biji-bijian olahan juga dapat masuk ke dalam diet yang seimbang dan sehat.
“Mengurangi semua karbohidrat bukanlah solusi untuk kesehatan yang lebih baik. Melakukan hal itu dapat menghilangkan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral dari diet Anda,” jelas Melissa Mitri, seorang ahli diet terdaftar.
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk otak dan otot, dan mengurangi terlalu banyak dapat menyebabkan kabut otak dan kelelahan selama latihan. Membatasi satu kelompok makanan secara keseluruhan juga dapat memicu pola makan yang tidak teratur dan stres akibat makan, sehingga mempersulit Anda untuk mempertahankan pola makan yang berkelanjutan.
2. Berolahraga Berlebihan
Jika Anda berolahraga terlalu keras dan terlalu cepat, Anda bisa mengalami cedera yang membuat Anda justru jadi tidak bisa beraktivitas. Atau bahkan sekadar merasa bahwa menjadi sehat itu "terlalu sulit".
Ingatlah untuk mulai olahraga dengan perlahan dan jangan lupa berikan waktu istirahat, agar kemajuan terlihat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit atau aktivitas fisik intensitas kuat selama 75 hingga 150 menit setiap minggu.
Anda dapat perlahan-lahan mencapai rekomendasi ini dengan memasukkan jenis gerakan apa pun yang Anda sukai.
Mitri memperingatkan agar tidak berolahraga berlebihan. Tanpa istirahat yang cukup di antara sesi latihan, Anda bisa mengalami penurunan performa dan bakal lebih sulit untuk bangkit kembali setelah latihan berat.
Selain itu, berolahraga terlalu banyak bahkan dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena peningkatan kadar kortisol (hormon stres).
Penelitian menunjukkan kardio aerobik ringan, seperti berjalan kaki atau yoga, merupakan pilihan yang baik jika Anda tetap ingin berolahraga di hari libur.
3. Menghindari Gluten
Menghindari gluten dapat bermanfaat, dan pada beberapa kasus memang diperlukan bagi orang-orang yang tidak toleran terhadap gluten atau penyakit celiac.
Namun, bagi mereka yang tidak memiliki sensitivitas, penelitian menunjukkan bahwa menghindarinya bukanlah pilihan yang sehat dan dapat membatasi variasi makanan secara tidak perlu.
Anggapan bahwa makanan bebas gluten lebih sehat daripada makanan yang mengandung gluten hanya karena tidak mengandung gluten tidaklah benar.
Biji-bijian yang mengandung gluten seperti gandum utuh, jelai, dan gandum hitam menyediakan nutrisi yang berharga, termasuk serat, vitamin B, dan mineral yang mendukung kesehatan secara keseluruhan,” kata Mitri.
Mengonsumsi 2 hingga 3 porsi biji-bijian utuh setiap hari dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, obesitas, penyakit jantung, dan lainnya, jadi tidak perlu membatasi secara tidak perlu.
4. Puasa Intermiten Berlebihan
Media sosial juga menempatkan puasa berselang atau intermitten fasting pada posisi yang sangat penting, untuk penurunan berat badan. Hal itu diperkuat dengan para influencer dan selebritas membagikan hasil penurunan berat badan mereka dengan membatasi waktu makan.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa berselang memang dapat membantu mengelola berat badan dan hasil kesehatan lainnya, seperti menurunkan kolesterol. Namun, penerapannya tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.
Misalnya, melewatkan sarapan justru dapat lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaatnya.
“Melewatkan sarapan dapat menurunkan tingkat energi dan meningkatkan keinginan makan sepanjang hari, sehingga lebih sulit untuk membuat pilihan makanan yang seimbang dan mempertahankannya dalam jangka panjang,” kata Mitri.
Jika Anda ingin mencoba puasa intermiten, dia menyarankan untuk berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar untuk menentukan apakah puasa tepat untuk Anda dan apakah Anda memenuhi kebutuhan nutrisi dalam waktu makan yang lebih singkat tersebut.