Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis fesyen tidak pernah ada matinya. Namun, sebagai pebisnis harus jeli dalam melihat peluang sehingga usaha yang dijalankan dapat terus meningkat dan naik kelas seperti yang dialami oleh Melisa Putri.
Melisa Putri memulai bisnisnya secara online pada 2014 dengan segmentasi produk baju-baju kantoran, di bawah brand Nomimonday. Sebelum berkecimpung di dunia usaha, wanita kelahiran 26 April 1991 ini sempat bekerja di sejumlah perusahaan hingga akhirnya dia memutuskan untuk resign dan fokus berbisnis.
Mulanya, Melisa ditertawakan oleh beberapa rekannya karena pada saat itu belum banyak orang yang berjualan secara online.
Memang pada saat awal mengembangkan usaha, penjualannya masih belum terlalu baik, apalagi setelah 2016 setelah dia melahirkan, satu-satunya karyawan yang bekerja dengannya berbuat kecurangan sehingga sempat membuatnya putus asa bahkan ingin berhenti berbisnis.
“Waktu itu saya sudah down banget malah sempat berpikir apa mungkin saya tidak bakat berjualan. Namun karena banyak yang men-support terutama dari suami maka usaha ini tetap dilanjutkan,” ujarnya dalam Entrepreneurs Live.
Hingga pada 2017, Melisa kembali fokus dengan bisnisnya dan mulai membuka data penjualan produk apa yang paling banyak diminati oleh konsumen. Ternyata dari sejumlah produk yang dijual, dress merupakan produk yang paling laku.
Dari situ dia pun mulai memutuskan untuk me-rebranding usahanya dari Nomimonday menjadi Missnomi dan banting setir dari yang awalnya berjualan baju kantoran menjadi hanya fokus berjualan dress mulai dari dress pesta, dress batik dan kebaya, dress muslim, big size dress. Adapun untuk rentang harganya sekitar Rp200.000-Rp300.000.
Nomi memiliki arti kata cantik, harmoni, dan elegan sehingga dengan me-rebranding usahanya dari Nomimonday menjadi Missnomi, Melisa merasa lebih ada soul-nya serta memberi kesan yang lebih elegan karena memang fokusnya pada dress pesta. Saat itu dia pun langsung mendaftarkan merek Missnomi ke Ditjen Hak atas Kekayaan Intelektuan (HAKI).
Dengan melakukan rebranding menjadi Missnomi, Melisa merasa lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. Seluruh produknya pun mulai diproduksi sendiri dengan kualitas yang lebih terjamin.
Dalam memasarkan produknya, dia memang sangat memaksimalkan digital marketing melalui penjualan di marketplace dan media sosial. Saat ini, Misssnomi telah memiliki 65.000 pengikut di fanspage Facebook, 224.000 followers di Instagram, dan sejak awal tahun ini mereka mulai masuk TikTok yang saat ini jumlah pengikutnya mencapai 19.000.
Usai berganti nama menjadi Missnomi, Melisa kemudian mulai untuk melakukan strategi branding dan marketing sehingga dapat keluar dari perang harga. Sebab, diakui olehnya bahwa dalam penjualan produk fesyen, apalagi di marketplace dan media sosial, penjual akan melakukan banting-bantingan harga.
“Aku merasa ini sebagai sebuah pencapain ketika berhasil keluar dari perang harga saat berjualan produk fesyen,” tuturnya.
Dari situ dia mulai membuat bujet khusus marketing untuk iklan, endorse, dan lain sebagainya sehingga brand Missnomi makin dikenal sehingga bisa lepas dari perang harga. Missnomi pun bisa menentukan harga yang sesuai dengan kualitas yang terjamin. Bahkan Melisa merasa saat berhasil dari perang harga sebagai sebuah pencapaian bagi seorang pelaku usaha fesyen.
“Namun, kami juga harus terus menjaga kualitas produk jangan sampai ketika sudah branding tetapi kualitasnya tidak bagus sehingga ketika paket datang, konsumen malah kecewa. Kita harus dapat membuat konsumen happy sehingga dia merasa merasa pantas ketika harus membeli dengan harga tersebut,” terangnya.
Melisa juga sangat memperhatikan packaging atau kemasan termasuk memberikan thank you card kepada konsumen agar mereka merasa senang dan dihargai sehingga akan melakukan pembelian ulang. “Untuk feed Instagram juga harus kita buat desainnya semenarik mungkin agar konsumen senang untuk berkunjung."
Saat ini, Melisa juga sedang gencar-gencarnya melakukan pemasaran melalui TikTok, baik dengan membuat konten sendiri atau menggandeng influencer untuk endorse produknya. Bahkan dari TikTok saja dia bisa mendapatkan hingga ratusan pesanan per hari.