Bisnis.com, JAKARTA - Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi kanker pada anak usia 0-14 tahun mencapai lebih dari 16.000 kasus.
Tiga kanker pada anak yang tercatat paling banyak adalah leukemia, retinoblastoma, dan osteosarkoma. Kanker anak tidak dapat dicegah, namun dapat disembuhkan jika ditemukan dan diterapi sejak dini.
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) melihat bahwa dalam penanganan kanker masih banyak kendala, seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dini kanker pada anak.
Kemudian, terbatasnya jumlah tenaga kesehatan, dan bebas materi maupun sosial di keluarga.
Untuk mengatasi hal tersebut, Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) meresmikan Graha YOAI yang akan menjadi pusat dukungan untuk anak penderita kanker di Indonesia.
Graha YOAI yang berada di kawasan Tomang, Jakarta Barat ini dibangun dari donasi pelanggan Indomaret. Rumah singgah yang terdiri dari 3 lantai ini memperoleh hibah tanah dari Yayasan Kursi Putih.
Selain berfungsi sebagai rumah singgah bagi pasien kanker anak dan pendampingnya yang tengah berobat, Graha YOAI juga akan menjadi pusat kegiatan bagi pasien maupun penyintas kanker anak.
Dengan hadirnya gedung baru yang lebih luas dan lengkap, maka aktivitas yang sudah dijalani YOAI selama ini dalam memberikan dukungan untuk pasien kanker anak, dapat lebih maksimal.
Ketua YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir, menjelaskan sejak tahun 2013 mereka menyewa rumah untuk menjadi tempat singgah para pasien kanker anak.
Kini, katanya, atas bantuan dari pihak-pihak lain yang peduli dengan aktivitas kami, Graha YOAI dapat menempati gedung baru yang sudah menjadi milik mereka sendiri.
Dengan adanya fasilitas gedung baru ini, YOAI berkomitmen untuk terus meningkatkan dukungan kepada anak-anak penderita kanker, mulai dari bantuan pengobatan, rumah singgah, konseling psikologis, sampai mereka sembuh dan siap kembali ke lingkungan mereka.
Menurut Rahmi, dukungan untuk pasien kanker anak tidak hanya sebatas pengobatan. Apalagi, saat ini pengobatan untuk pasien kanker anak mayoritas dijamin oleh BPJS. Yang lebih dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya justru bantuan di luar pengobatan seperti rumah singgah yang nyaman, mengingat mereka kebanyakan pasien dari daerah yang harus menjalani pengobatan panjang di RS Kanker “Dharmais” atau RSAB Harapan Kita.
“Graha YOAI menyediakan 15 tempat tidur untuk pasien kanker anak dan pendampingnya yang tengah berobat, di mana mereka kami sediakan fasilitas antar jemput ke rumah sakit, dan kebutuhan pokok. Di sini, anak-anak juga bisa menggunakan fasilitas bermain dan belajar, dan rutin kami sediakan waktu untuk konseling dengan psikolog dokter. Pengobatan kanker yang panjang dan menyakitkan membuat anak-anak rentan mengelami depresi, sehingga kami mengupayakan mereka bisa tetap bahagia, bisa tetap bermain dan belajar di sini,” tambah Rahmi.
Marcomm Executive Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret), Bastari Akmal mengatakan mereka memiliki berbagai program sosial yang rutin dilakukan.
"Salah satunya program yang mengajak konsumen untuk peduli dan berbagi. Dari donasi pelanggan saat belanja di Indomaret, seratus atau dua ratus rupiah, terkumpul dana yang bisa kami salurkan ke berbagai pihak yang membutuhkan," ujarnya.
Diah Sukma Permata Riani, S.H dari Yayasan Kursi Putih (KUPU) menambahkan bahwa Yayasan Kupu memiliki visi meningkatkan kualitas anak Indonesia dan membangun karakter anak bangsa yang mencintai negaranya, Indonesia dan membantu anak Indonesia mengembangkan potensi dirinya dan membangun generasi muda berkualitas yang mampu bersaing di tingkat Internasional.
“Anak-anak penyintas kanker pun memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk dapat berprestasi meskipun memiliki hambatan, biasanya efek pengobatan jangka panjang di mana mereka dapat tertinggal secara sosial dan pendidikan, atau bahkan menjadi cacat. Visi YOAI sejalan dengan misi kami, mendorong dan memberikan motivasi dan juga sarana agar penyintas kanker anak dapat hidup normal bahkan berprestasi seperti anak-anak lainnya,” ungkap Diah.