Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah film drama segar, "The Bikeriders" sudah bisa disaksikan di bioskop seluruh Indonesia, cocok ditonton para pecinta motor sehabis sunmori!
Film ini merupakan karya sutradara Jeff Nichols yang mengangkat cerita dari buku cerita foto berjudul sama "The Bikeriders" yang terbit pada 1967, karya Danny Lyon.
Dibintangi oleh Jodie Comer, Austin Butler, Tom Hardy, Michael Shannon, Mike Faist, dan Normal Reedus, film ini berlatar belakang di tahun 1960 - 1970-an, menyoroti kehidupan para anggota klub motor, dan bagaimana klub motor itu berkembang.
Sinopsis "The Bikeriders"
"The Bikeriders" menceritakan proses Danny Lyon (Mike Faist) dalam membuat buku fotonya, kendati dia bukan pemeran utamanya.
Bukunya mengangkat kisah klub motor The Vandals melalui sudut pandang Kathy (Jodie Comer) perempuan biasa yang tak sengaja bertemu Benny (Austin Butler), anggota The Vandals yang paling disegani kala itu.
Setelah kebetulan bertemu di bar lokal, Kathy yang berkemauan keras tertarik pada Benny, anggota terbaru klub motor Midwestern, The Vandal, yang dipimpin oleh Johnny (Tom Hardy) yang penuh teka-teki.
Klub itu kemudian mulai berkembang, berubah dari tempat berkumpulnya para pecinta motor, menjadi dunia kekerasan yang berbahaya, memaksa Benny untuk memilih antara Kathy atau kesetiaannya kepada klub.
Review "The Bikeriders"
Alih-alih film penuh aksi, “The Bikeriders” yang menampilkan kisah klub motor justru merupakan film drama domatis tentang cinta, kesetiaan, melawan penjahat, dan ilusi kebebasan.
Film ini tidak banyak memberikan banyak adegan berarti, hanya kumpul-kumpul para anggota klub, bagaimana mereka terlibat masalah, dan kisah percintaan dan kesetiaan di antara Kathy, Benny, dan Jhonny.
Namun, dengan para aktor tampan dan cantik, film ini tetap dieksekusi dengan baik lantaran aktingnya yang apik dari para pemain tampan dan cantik Austin Butler, Jodie Comer dan Tom Hardy yang berhasil berakting dengan aksen orang Chicago kuno, dilengkapi dengan adegan menunggangi motor-motor besar yang cantik dengan suara yang bergemuruh.
Latar tempat dan waktunya juga tepat, di mana kala itu pengendara motor belum harus pakai helm, meskipun film itu juga pada akhirnya menunjukkan bahayanya jika mengendari motor tanpa pakai helm.
Dari sisi tata busananya juga begitu khas menggambarkan anggota klub motor dengan jaket kulit, celana denim, dengan patch nama klub motornya yang besar di punggung, serta tata rambut yang begitu menggambarkan tahun 1960an, dengan sasak dan jambul tinggi.
Film ini diberi rating untuk dewasa usia 17 tahun ke atas dan sudah bisa disaksikan di bioskop seluruh Indonesia. Bagi pecinta motor, film ini bisa disaksikan bersama klub usai Sunday Morning Riding alias sunmori, nih!