Bisnis.com, JAKARTA – Pada saat berada di negara lain, Anda harus memerhatikan tata krama makan yang berlaku.
Kebiasaan makan Anda di rumah mungkin harus disesuaikan dengan budaya yang berlaku di negara tersebut.
Faktanya, terdapat beberapa negara dengan etika makan yang unik.
Mengetahui informasi ini akan sangat berguna bagi Anda jika ingin makan seperti penduduk setempat dan dianggap sopan di negara lain.
Dilansir dari The Real World, berikut 9 etika makan yang unik di seluruh dunia:
1. Italia - Jangan mencampur makanan laut dan keju
Jika Anda memesan makanan laut di Italia–seperti frutti di mare–penting bagi Anda untuk tidak memesan keju. Bagi penduduk setempat, hal tersebut dianggap sangat kasar. Masyarakat Italia percaya bahwa makanan laut dan keju tidak pernah ditakdirkan bersama karena bertentangan dalam hal rasa.
Selain itu, Anda juga dilarang meminta keju parmesan untuk ditaburkan di atas pizza. Hal tersebut karena sang koki telah membuat pizza dengan takaran yang pas. Meminta keju parmesan sama saja dengan mengatakan bahwa racikan sang koki tidaklah cukup.
Aturan makan lainnya di Italia antara lain jangan pernah minum cappuccino setelah makan, jangan pernah meminta saus tomat, dan jangan memesan ayam dengan pasta.
2. Thailand - Jangan masukkan garpu ke dalam mulut Anda
Di Thailand, cara makan yang benar adalah dengan memindahkan makanan dari garpu ke sendok, setelah itu baru Anda dapat memasukkannya ke mulut. Jangan sekali-kali memasukkan garpu ke dalam mulut Anda. Jika Anda merasa kesulitan untuk melakukannya, Anda dapat menggunakan sumpit.
3. Timur Tengah - Makanlah hanya dengan tangan kanan
Dalam budaya Islam, tangan kiri biasa digunakan di kamar mandi–dan dianggap lebih tidak sopan. Itulah yang menjadi sebab mengapa negara-negara di Timur Tengah hanya menggunakan tangan kanannya untuk makan.
4. China - Sisakan sedikit makanan di piring Anda
Cina memiliki budaya makan yang berbeda dengan kebanyakan negara di dunia. Di Cina, Anda disarankan untuk tidak menghabiskan seluruh makanan yang ada di piring Anda. Hal tersebut menandakan bahwa Anda belum cukup kenyang–sama saja dengan menganggap porsi yang diberikan oleh tuan rumah terlalu sedikit.
Selain itu, Anda juga tidak boleh membalik ikan saat makan. Solusinya, makanlah satu sisi, lalu cabut tulang ikan tersebut, dan lanjutkan makan sisi satunya. Anda juga dilarang menancapkan sumpit secara vertikal di nasi–karena menyerupai praktik pemakaman di Cina.
5. Korea Selatan - Hormati orang yang lebih tua
Di Korea Selatan, orang yang lebih tua lebih pantas untuk dihormati. Pada saat makan, Anda hanya boleh makan setelah orang yang lebih tua duduk, mengoper piring, dan menuangkan minuman dengan kedua tangan kepada orang yang lebih tua terlebih dahulu. Anda juga harus menunggu mereka makan sebelum Anda mulai makan.
6. India - Tinggalkan piring kosong
Di India, pastikan Anda meninggalkan piring kosong saat makan. Hal tersebut menandakan bahwa Anda menghargai semua makanan yang telah disiapkan dengan sangat hati-hati oleh tuan rumah. Anda juga harus mencuci dan mengeringkan tangan sebelum makan, serta menunggu hingga yang tertua berdiri sebelum meninggalkan meja.
7. Chili - Jangan makan menggunakan tangan
Di Chili, Anda akan dianggap memiliki etika makan yang buruk jika Anda makan dengan tangan–termasuk saat makan roti lapis, kentang goreng, atau pizza. Anda harus menggunakan pisau dan garpu saat makan. Selain itu, cobalah agar tangan Anda tidak menyentuh meja saat makan.
8. Mesir dan Portugal - Jangan meminta garam dan merica
Di Mesir dan Portugal, Anda akan dianggap tidak sopan jika meminta garam dan merica. Hal tersebut sama saja memberi tahu sang koki bahwa makanan yang dibuatnya belum cukup dibumbui.
9. Inggris - Jangan mengetukkan sendok saat mengaduk teh
Aturan ini berkaitan dengan etika minum teh yang sangat khas di Inggris. Sesaat setelah mengaduk teh, usahakan agar Anda tidak mengetukkan sendok ke sisi cangkir teh. Menurut sebagian orang, menghasilkan bunyi dentingan saat mengaduk teh dianggap sebagai hal yang tidak pantas. Selain itu, Anda juga akan dianggap tidak sopan apabila mengunyah sambil berbicara. (Rafi Abid Wibisono)