1. Star Wars: The Rise of Skywalker Tuai Banyak Penilaian Negatif
Film Star Wars: The Rise of Skywalker menjadi salah satu film dengan penilaian resensi terburuk di antara sembilan film lainnya dalam seri saga fenomenal Star Wars.
Film terakhir dari saga ini menerima skor 57% dari seluruh kritik yang diagregasi oleh Rotten Tomatoes. Hanya Phantom Menace yang dirilis pada 1999 menerima rating terburuk dengan skor 53%.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. Pemerintah Diminta Serius Tangani Masalah Vape
Tidak sedikit masyarakat yang menggunakan vape sebagai alternative untuk mengatasi kecanduan pada rokok. Pasalnya, vape sering kali dianggap lebih aman daripada rokok tembakau.
Untuk mengetahui kebenaran tersebut, Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Achmad Syawqie Yazid meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi klinis laboratoris secara menyeluruh mengenai keamanan dari Vape tersebut.
Baca berita lengkapnya di sini.
3. Maudy Koesnadi Sempat Jenuh Perankan Zaenabv
Setelah hampir 27 tahun, Falcon Pictures dan Karnos Film akan mengakhiri kisah Si Doel yang telah berbagi dilema kepada penonton akan kisah cinta segitiga antara Doel, Sarah dan Zaenab pada 23 Januari 2020 mendatang.
Pemain sekaligus Sutradara Rano Karno pun memutuskan untuk mengakhiri cerita yang telah dibuatnya dalam film bertajuk Akhir Kisah Cinta Si Doel. Ia memaparkan bahwa sudah hampir 27 tahun bersama dan Doel harus ia akhiri.
Baca berita lengkapnya di sini.
4. Netflix, The Irishman, dan Oscar
Film orisinal Netflix The Irishman (2019) terus mendapatkan sambutan positif dari industri perfilman global. Hal ini meyakinkan bahwa perusahaan tidak keliru menggelontorkan dana hingga US$175 juta untuk menggarap film tersebut.
Pekan lalu, Netflix mengumumkan bahwa film berdurasi 209 menit besutan sutradara Martin Scorsese itu telah ditonton 26,4 juta kali di dalam platform hanya dalam waktu seminggu setelah perilisan perdananya.
Baca berita lengkapnya di sini.
5. Self Healing dengan Terapi Warna
Awal 2020, menjadi dekade baru yang dipersepsikan sebagai permulaan untuk menghadirkan kembali eksistensi manusia yang selama ini sempat tenggelam dalam kesibukan dan dunia digital yang melingkupinya kesehariannya.
Manusia modern saat ini seolah hidup berkejar-kejaran dalam segala tuntutan, waktu, tekanan, aktivitas, dan lain sebagainya. Saking banyaknya yang dikejar, manusia menjadi putus hubungan dengan dirinya sendiri dan lupa akan makna dari hidupnya.
Baca berita lengkapnya di sini.