Bisnis.com, JAKARTA - Bisakah pria dan wanita bersahabat? Banyak pro kontra mengenai pertanyaan ini.
Sebagian orang mengatakan sangat mustahil ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa dibumbui rasa suka salah satunya atau bahkan keduanya.
Tapi, nyatanya, banyak orang yang menjalani persahabatan antara perempuan dan pria ini dan berjalan langgeng tanpa rasa apapun di hati mereka.
Baca Juga Sejarah 30 Juli, Hari Persahabatan Dunia |
---|
Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa mungkin ada beberapa kebenaran pria dan perempuan bisa menjadi sahabat, tetapi peluang untuk menjadi hubungan "romantis" sering kali mengintai.
Penelitian dilakukan pada beberapa pasangan sahabat yang oleh para peneliti diminta untuk mengikuti protokol standar mengenai anonimitas dan kerahasiaan, dan juga mengharuskan keduanya setuju secara lisan, dan di depan satu sama lain untuk menahan diri dari mendiskusikan penelitian, bahkan setelah mereka selesai diuji.
Pasangan persahabatan ini kemudian dipisahkan, dan masing-masing ditanyai serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan romantisnya (atau kekurangannya) terhadap sahabatnya itu.
Melansir scientificamerican, hasil penelitian itu menunjukkan perbedaan gender yang besar dalam pandangan bagaimana pria dan wanita mengalami persahabatan lawan jenis. Dalam persahabatan, pria jauh lebih tertarik pada sahabat wanita mereka daripada sebaliknya. Pria juga lebih berpikir bahwa sahabat perempuannya itu tertarik pada mereka.
Faktanya, perkiraan pria tentang seberapa menariknya mereka di mata teman wanitanya hampir tidak ada hubungannya dengan perasaan wanita ini, dan hampir semuanya berkaitan dengan perasaan pria itu sendiri.
Pada dasarnya, pria berasumsi bahwa ketertarikan romantis apa pun yang mereka alami adalah hal yang saling menguntungkan.
Mereka tidak memperhitungkan tingkat ketertarikan romantis yang sebenarnya dirasakan oleh teman wanita mereka. Wanita juga buta terhadap pola pikir sahabat prianya itu, karena wanita umumnya tidak tertarik pada sahabat pria mereka, dan mereka berasumsi bahwa sahabatnya itupun tidak tertarik pada mereka.
Akibatnya, pria terus menerus merasakan sahabatnya memiliki ketertarikan pada dirinya, dan wanita secara konsisten meremehkan tingkat ketertarikan yang dirasakan oleh sahabat prianya itu.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa baik pria maupun wanita bisa tetap sama-sama tertarik pada sahabat lawan jenisnya secara romantis terlepas dari status hubungan mereka.
Namun, pria dan wanita berbeda sejauh mana mereka melihat teman dekat sebagai calon pasangan romantis. Pria umumnya bisa memiliki keinginan kencan romantis dengan sahabatnya baik yang single atau yang sudah berpasangan. Sedangkan perempuan sensitif terhadap status hubungan sahabat laki-laki mereka dan tidak tertarik mengejar mereka yang sudah berhubungan dengan orang lain.
Hasil ini menunjukkan bahwa dibandingkan perempuan, pria relatif bisa memiliki perasaan terhadap sahabat perempuannya.
Ini bukan hanya sedikit konfirmasi untuk stereotip tentang laki-laki yang haus seks dan perempuan yang naif; itu adalah bukti langsung bahwa dua orang dapat mengalami hubungan yang sama persis dengan cara yang sangat berbeda.
Pria tampaknya melihat banyak sekali peluang untuk romansa dalam persahabatan lawan jenis mereka yang dianggap platonis. Namun, para wanita dalam persahabatan ini tampaknya memiliki orientasi yang sama sekali berbeda.
Dalam studi lanjutan, 249 orang dewasa (banyak di antaranya sudah menikah) diminta untuk membuat daftar aspek positif dan negatif dari berteman atau bersahabat dengan lawan jenis tertentu.
Variabel yang terkait dengan ketertarikan romantis lima kali lebih mungkin muncul sebagai aspek negatif dari persahabatan daripada aspek positif.
Namun, perbedaan antara pria dan wanita muncul di sini juga. Laki-laki secara signifikan lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mencantumkan ketertarikan romantis sebagai manfaat dari persahabatan lawan jenis, dan perbedaan ini meningkat seiring bertambahnya usia pri.
Pria yang lebih muda, empat kali lebih mungkin dibandingkan wanita merasakan ketertarikan romantis dengan sahabatnya. Sedangkan, pria yang lebih tua, sepuluh kali lebih mungkin merasa tertarik pada teman wanitanya.
Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang apa artinya menjadi "hanya berteman"—dan bahwa pandangan yang berbeda ini berpotensi menimbulkan masalah.
Meskipun wanita tampaknya tulus dalam keyakinan mereka bahwa persahabatan lawan jenis adalah platonis, pria tampaknya tidak dapat mematikan keinginan mereka untuk sesuatu yang lebih.